Paul Munster dalam Situasi Tertekan, Persebaya Melorot di Klasemen Usai 4 Kali Kalah Beruntun
- VIVA.co.id/Rahmat Fajar (Surabaya)
Surabaya, VIVA – Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster sedang mengalami tekanan tinggi karena performa tim besutannya yang buruk sejak akhir putaran pertama Liga 1.
Tim berjuluk Bajol Ijo menelan empat kekalahan beruntun. Akibatnya, Persebaya kin tertinggal dari Persib Bandung di puncak klasemen Liga 1 2024/2025 dengan selisih enam poin.
Persebaya juga turun ke posisi ketiga klasemen sementara Liga 1 dan digusur oleh Persija Jakarta. Maka dari itu, Munster harus segera membawa Persebaya bangkit agar tetap berada di jalur persaingan gelar juara musim ini.
Pertandingan melawan Persita Tangerang pada pekan ke-21 Liga 1, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat 31 Januari 2025 mungkin bisa jadi momentun Munster mengembalikan kepercayaan publik Persebaya. Hanya kemenangan yang bisa mengurangi tekanan kepada dirinya.
Munster mengaku sudah memikirkan pertandingan tersebut usai Persebaya kalah 3-0 dari Barito Putera pada pekan ke-20 Liga 1. Ia sudah menganalisisi rekaman permaian saat melawan Barito Putera untuk dilakukan perbaikan jelang menjamu Pendekar Cisadane.
"Dan faktor mental, empat kali kekalahan tidak bisa diterima. Saya sedikit terkejut karena itu tidak seperti yang kami harapkan," ujar Munster.
Pelatih asal Irlandia Utara itu menegaskan bahwa timnya harus segera bangkit dan memenangkan pertandingan di kandang melawan Persita. Sebab ketika meraih kemenangan, Munster meyakini akan terus mendapatkan kemenangan pada laga-laga berikutnya.
"Kami akan raih jadi kami hanya membutuhkan itu. Kami yakin itu yang terpenting dan kemudian kemenangan akan datang. Kami harus mencetak gol," kata Munster.
Munster jelas tertekan dengan keadaan ini. Apalagi CEO Persebaya Azrul Ananda meluapkan kemarahannya usai Persebaya kalah dari Barito Putera. Azrul menyebut perasaannya bukan lagi tentang kekecewaan melainkan menahan kemarahan.
Azrul juga menilai bahwa beberapa pemain yang seharusnya menjadi leader justru performanya sangat mengecewakan.Â
"Tim ini seperti kehilangan soul-nya," kata Azrul.