Shin Tae-yong Sampai Bilang Begini Gara-gara Pemain Naturalisasi Disebut Menyusahkan Bakat Lokal
- Instagram/Jeong Seok-seo
VIVA – Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong meminta masyarakat Tanah Air tidak lagi mempermasalahkan pemain naturalisasi yang memperkuat skuad Garuda.
Shin Tae-yong buka suara terkait pemikiran masyarakat Indonesia yang menilai pemain naturalisasi memperkecil kesempatan pemain lokal memperkuat Timnas Indonesia.
Memang, saat ini skuad Garuda didominasi oleh pemain-pemain naturalisasi. Tercatat sudah ada 13 pemain keturunan yang memperkuat Tim Merah Putih.
Mereka adalah Maarten Paes, Jordi Amat, Jay Idzes, Elkan Baggott, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Calvin Verdonk.
Kemudian ada Nathan Tjoe-A-On, Justin Hubner, Ivar Jenner, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick.
Jumlah ini masih akan terus bertambah dalam beberapa waktu dekat. PSSI kini sedang mengurus proses naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders.
Shin Tae-yong menjelaskan, Kehadiran pemain-pemain keturunan itu memberikan dampak positif untuk timnas Indonesia. Selain itu, peningkatan skuad Garuda juga dinikmati masyarakat Indonesia lainnya.
"Kita bisa lihat sendiri bahwa masyarakat dan fans sepak bola Indonesia pada bahagia pastinya. Mungkin dengan adanya pemain naturalisasi, kita bisa memposisikan diri kita sekarang," kata Shin Tae-yong.
"Kalau sepakbola kita lebih naik lagi, kita tidak akan mudah dikalahkan oleh lawan siapapun," ujar Shin Tae-yong, menambahkan.
Lebih lanjut, Shin Tae-yong meminta untuk mengakhiri polemik pemain naturalisasi. Dia meminta masyarakat untuk melihat dari sudut pandang yang lebih luas.
"Jadi memang masih ada yang bilang ini menyusahkan pemain lokal. Tapi saya minta tolong jangan ada yang salah sangka. Kalau kita bisa naik peringkat di FIFA, pasti sepak bola kita tidak akan mudah dikalahkan," kata Shin Tae-yong.
"Tolong sekarang melihat dengan sudut pandang yang lebih besar, jangan yang kecil saja Apalagi kalau kita bisa lolos ke Piala Dunia 2026 dan sepak bola kita semakin besar," tegasnya.
