Erick Thohir Buka Suara Soal Kerusuhan Pasca Laga Persib Vs Persija
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Bandung, VIVA - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, buka suara soal kerusuhan yang terjadi pasca laga Persib vs Persija pada Senin 23 September 2024 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.
Mantan Presiden Inter Milan itu menyesalkan atas peristiwa tersebut. Dia pun meminta kepada pihak Liga Indonesia Baru (LIB) untuk bertanggung jawab dalam membenahi manajemen pengelolaan pertandingan.
"Di tengah upaya menjaga agar kompetisi berjalan lancar dan damai, saya sungguh menyesalkan mengapa masih terjadi keributan suporter," ungkapnya dalam rilis yang diterima VIVA, Selasa 24 September 2024.
Erick kemudian mendesak LIB agar segera mengusut kejadian itu dan melakukan evaluasi besar-besaran. Sebab, Liga 1 sebagai kompetisi kasta tertinggi dinilai menjadi salah satu tolok ukur sepakbola Indonesia.
"Memang bukan di tengah laga, yang saya dapati laporan berjalan lancar. Tapi kejadian setelah pertandingan. Ini yang harus menjadi tanggung jawab dan evaluasi total LIB serta mengusut kejadian ini baik suporter, manajemen pertandingan termasuk steward-nya," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, laga Persib vs Persija merupakan salah satu big match yang berlangsung di Liga 1 2024-2025. Pertandingan pekan keenam tersebut sejatinya berjalan lancar hingga akhir.
Persib sukses memetik kemenangan usai mengantongi dua gol tanpa balas. Kedua gol tersebut dicetak oleh Dimas Drajad (38') dan Ryan Kurnia (82').
Laga yang berlangsung pun cukup keras. Kedua tim sama-sama harus tampil dengan 10 pemain setelah Firza Andika diganjar dua kartu kuning di babak pertama dan Marc Klok menerima hukuman kartu merah dari wasit di babak kedua.
Namun peristiwa mencekam terjadi setelah laga. Sejumlah oknum suporter yang hadir di stadion memasuki area pertandingan dan mengintimidasi perangkat pertandingan.
Melihat hal itu, Erick pun ikutan geram. Dia menanti laporan dari LIB atas insiden tersebut.
"Saya tunggu laporan dari LIB. Tapi melihat dari tayangan video yang beredar di medsos, tampak bagaimana suporter bisa turun ke lapangan setelah laga, lalu mengintimidasi para petugas di lapangan, ini yang perlu ditelusuri oleh LIB. Mengapa bisa terjadi? Bagaimana manajemen pertandingan saat itu dijalankan LIB? Kita tidak boleh toleransi pada kekerasan, dalam bentuk apapun," tegas Erick.