Sven-Goran Eriksson Pernah Prediksi Masa Depan Timnas Indonesia Sebelum Meninggal

Sven-Goran Eriksson
Sumber :
  • Twitter/@FIFAcom

VIVA – Pelatih legendaris dunia, Sven-Goran Eriksson meninggal dunia di usia 76 tahun pada Senin 25 Agustus 2024. Kabar duka ini dibagikan situs resminya.

Terpopuler: Respons Kevin Diks Usai Dilepas FC Copenhagen, Piala AFF Diguncang Dugaan Pengaturan Skor


SGE meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit kanker pankreas stadium akhir. Dia divonis hanya bisa hidup dalam satu tahun ke depan.

Pada Maret lalu, Eriksson sempat mendapat kesempatan melatih terakhr kalinya. 

Intip Jadwal Timnas Indonesia Vs Filipina di Piala AFF 2024, Begini Persiapannya

Ia melatih Liverpool, klub yang lama didambakannya, dalam laga amal melawan Ajax.

"Setelah lama sakit, SGE meninggal pada pagi hari di rumahnya, dikelilingi keluarga. Yang paling berkabung adalah putrinya Lina, putra Johan dengan istri Amana dan cucu perempuan Sky, Ayah Sven, pacar Yanisette dengan putranya Alcides, saudara laki-laki Lars-Erik dengan istri Jumnong. Pihak keluarga meminta dihormati atas keinginan mereka untuk berkabung secara pribadi dan tidak dihubungi," tulis situs svengoraneriksson.com.
 

FC Utrecht Resmi Datangkan Pemain Berdarah Indonesia, Ivar Jenner dan Romeny Punya Teman Baru

SGE pertama kali jadi pelatih dan menangani klub pada 1977 di Degerfors. Jika ditotal, ia pernah menangani 12 klub profesional di berbagai negara.

Deretan klub yang pernah diasuh Eriksson tak main-main. Pria berkacama itu memoles Benfica, Lazio, AS Roma, Sampdoria, Manchester City, hingga Leicester City.

Total 18 gelar bergengsi dimenangi Eriksson di level klub. Ia tiga kali mengantar Benfica juara Liga Portugal, dan yang paling hebat ketika membawa Lazio juara Liga Italia 1999-2000 di tengah dominasi Juventus dan AC Milan.

Selepas menangani Lazio, Eriksson membesut Timnas Inggris pada 2001 hingga 2006. Namun, ia tiga kali tersingkir di babak perempatfinal yakni pada Euro 2004 dan Piala Dunia 2006 dari lawan yang sama yakni Timnas Portugal serta Piala Dunia 2022 melawan Timnas Brasil.

Di penghujung kariernya, Eriksson sempat menangani Timnas Filipina pada 2018-2019. Ia pernah menghadapi Timnas Indonesia pada fase grup Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Pertandingan pada 25 November 2018 itu berakhir imbang tanpa gol dan turut membuat Garuda asuhan Bima Sakti tersingkir di fase grup setelah hanya menempati posisi keempat dari lima tim di Grup B. 

Kendati demikian, Eriksson saat itu mengatakan bahwa Timnas Indonesia memiliki masa depan cerah. 

Saat itu, timnas Garuda antara lain diperkuat Evan Dimas, Zulfiandi, Stefano Lilipaly, Rico Simanjuntak, Andik Vermansyah, dan Andritany Ardhiyasa.

Eriksson, pemain-pemain berbakat di skuad Garuda membuat publik sepak bola Tanah Air layak melihat timnas mereka bangkit. 

"Melihat permainan Indonesia tadi, saya rasa Timnas Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah," ujar Eriksson seperti dilansir dari laman resmi PSSI. 

"Saya tidak tahu pastinya mereka menggunakan pemain usia berapa."
 
"Tapi saya rasa hampir semuanya pemain muda. Dengan begitu saya bisa simpulkan seperti tadi,” katanya menambahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya