Kisah Otavio Dutra Pernah Lawan Legenda Brasil Robinho dan Kaka

Pemain timnas Brasil, Kaka (kiri) dan Robinho.
Sumber :
  • sambafoot

VIVA – Bek PSBS Biak, Otavio Dutra mengaku pernah bertanding melawan legenda Timnas Brasil, Robinho dan Ricardo Kaka. Selain itu ia juga pernah bermain satu tim dengan kiper Brasil, Dida.

Hingga Pekan ke-16 Puncak Klasemen Persebaya Dipastikan Aman, Ini Kata Sang Pelatih

Momen tersebut terjadi saat Dutra bermain untuk akademi Corinthians.

“Ketika berusia 17 tahun, saya sering ditarik ke tim senior dan bermain bersama Dida, Vampeta, dan Marcelinho Carioca,” kata Dutra di Youtube Persija.

Meski Menang, Paul Munster Akui Persebaya Tak Mudah Kalahkan Borneo FC

Bek naturalisasi tim nasional Indonesia, Otavio Dutra

Photo :
  • instagram.com/otaviodutra5_indonesia/

"Saya juga pernah melawan pemain bintang di Timnas Brasil seperti Robinho dan Kaka. Selalu bertemu karena kami memiliki usia sama yang sama. Ketika itu masih usia 15-17 tahun,” sambungnya.

Kalah dari Persebaya, Ini Pembelaan Pelatih Borneo FC Pieter Huistra

“Saya di Corinthians, Robinho di Santos, dan Kaka di Sao Paulo. Jadi, saya senang bisa bertemu banyak pemain bintang," kata dia lagi.

Namun, nasib berbeda harus dialami dutra. Ketika Robinho dan Kaka berhasil meniti karier di Eropa, es bek Persija Jakarta ini mentok membela tim-tim kecil Brasil hingga memutuskan hijrah ke Indonesia.

Dutra datang ke Indonesia pada 2010 sebagai pemain Persebaya 1927. Kemudian, ia bergabung dengan Persipura Jayapura pada 2012.

Dia melanjutkan langkahnya bersama Gresik United pada 2013, kemudian Bhayangkara FC (2015), Persebaya Surabaya (2018), Persija Jakarta (2020), Madura United (2023), Kalteng Putra dan kini PSBS Biak.

Bek Persija Jakarta, Otavio Dutra.

Photo :
  • Instagram/@persijajkt

Otavio Dutra resmi menjadi WNI pada Oktober 2019. Dia mengatakan, keputusan ini diambil lantaran merasa Indonesia sudah seperti rumah sendiri.

“Saya tidak mau pulang karena senang di sini. Selama 10 tahun saya tidak pergi bermain untuk tim di negara lain selain di Indonesia. Padahal pada 2015 saya pernah ada kesempatan itu. Namun, saya memutuskan untuk tetap berada di sini dan itu alasan saya untuk menjadi WNI,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya