Shin Tae-yong Bongkar Isi Protesnya ke Wasit Playoff Olimpiade 2024, Terang-Terangan Tantang FIFA
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Jakarta – Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae yong, membongkar isi protesnya kepada wasit di momen playoff Olimpiade Paris 2024 melawan Guinea U-23. Pertandingan itu berlangsung pada 9 Mei 2024 lalu di Stade Pierre Pibarot, Paris.
Timnas Indonesia U-23 gagal melaju ke Olimpiade Paris 2024 usai dibekuk 0-1. Di momen tersebut, Shin Tae-yong merasa pasukannya dirugikan karena hadiah penalti yang diberikan wasit asal Prancis, Francois Letexier.
Menurutnya, hukuman yang diberikan adalah tendangan bebas karena pelanggaran berada di luar garis kotak penalti. Di laga tersebut pula, Shin Tae-yong diusir oleh sang wasit karena dianggap melakukan protes berlebihan.
Ketegangan pun terjadi ketika pelatih asal Korea Selatan itu enggan cabut dari pinggir lapangan. Menariknya, di laga tersebut turut hadir pula Presiden FIFA, Gianni Infantino. Namun terpantau tidak ada pihak panitia yang menjemput Shin dan mengarahkan ke mana sang pelatih harus pergi usai diusir wasit.
“Keduanya 100 persen bukan. Pertama, pelanggaran terjadi 5 meter di luar garis. Mereka seharusnya memberikan tendangan bebas di luar garis, bukan penalty kick (PK). Yang kedua, saya diusir. Jika wasit tidak melihatnya dari jauh, saya mengerti.Tapi wasit melihatnya dari belakang saat pemain kami mencoba melakukan tekel,” jelasnya dalam wawancara Youtube Lee Gyeong-gyu, dipetik Senin 22 Juli 2024.
“Wasit sudah meniup peluitnya sebelum pemain melakukan tekel. Jadi saat pemain kami menyentuh bola, wasit langsung meniup peluit. Tapi pemain kami hanya menyentuh bola, tetapi wasit tetap meniup peluit,” lanjutnya.
Shin pun mengaku melontarkan kata-kata umpatan saat protes tersebut. Dia juga berani menantang FIFA mempertanyakan kualitas pertandingan federasi sepak bola tertinggi di dunia.
“Jadi saya berkata ini tidak benar Mengumpat dengan segala macam kata-kata. Apakah ini FIFA?! sambil marah saat presiden FIFA juga hadir. Benar-benar terang-terangan Apakah ini FIFA?!” tukasnya.
Momen pertandingan itu ternyata masih tersimpan dalam benak Shin. Itu menjadi pengalaman yang tampaknya paling diingat oleh juru taktik berusia 53 tahun tersebut.