ABG Tewas Tersengat Listrik saat Main Bola di Cakung

Seorang Remaja berinisial MW(17) tewas tersambar petir saat main bola di lapangan bulu tangkis dalam keadaan hujan gerimis di Cakung, Jakarta Timur (Jaktim),
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta – Seorang remaja berinisial MW (17) tewas tersambar petir saat main sepakbola di lapangan bulutangkis dalam keadaan hujan gerimis di Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), 

7 Insiden Keramaian yang Telan Banyak Korban Jiwa, Ada Bentrok di Guinea dan Tragedi Kanjuruhan

Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengatakan penyebab kematian ABG berinisial MW (17) itu tewas akibat tersetrum aliran listrik.

Kasus remaja tersambar petir tersebut terjadi pada Kamis 4 Juli 2024 sore sekitar pukul 15.00 WIB di Gang H Niun, Lapangan Bulutangkis RT 10 RW 04, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

Duka di Guinea, 56 Orang Meninggal Dunia Akibat Bentrok Antar Suporter, Polisi Tembak Gas Air Mata!

"Korban sedang bermain bola di lapangan bulutangkis bersama dengan saksi-saksi, kemudian tangan korban memegang tiang lampu penerangan lapangan bulutangkis, namun korban berteriak minta tolong," ujar Panji dalam keterangannya, Jumat 5 Juli 2024. 

MW sempat akan di selamatkan oleh rekannya dengan melepaskan tangan korban dari tiang listrik menggunakan bambu. 

Ngeri, Kamboja Pakai 7 Pemain Naturalisasi di Piala AFF

Tangan akhirnya korban dapat dilepaskan dari tiang yang mengalirkan listrik akibat sambaran petir tersebut.

"Selanjutnya saksi 1 mencari bambu bersama-sama saksi 2 dan saksi 3. Setelah ditolong saksi-saksi dengan bambu, korban bisa terlepas dari tiang lampu dan korban terjatuh," ujarnya.

Rekan korban kemudian memanggil orang tua korban dan MW dibawa ke rumahnya.

Dalam kasus ini polisi tidak menemukan tanda kekerasan di jasad korban. Korban MW diduga tewas akibat tersengat listrik.

"Dari hasil pengecekan oleh petugas kepolisian, dari tubuh korban tidak terdapat luka kekerasan baik senjata tajam maupun tumpul, korban meninggal dunia karena tersengat aliran listrik," ujarnya. 

Sementara itu pihak keluarga menyatakan menolak dilakukan autopsi dan menilai korban MW meninggal dunia karena musibah.

"Orang tua korban membuat surat pernyataan bahwasanya atas kejadian tersebut orang tua korban telah menerima kejadian tersebut karena musibah dan pihak keluarga korban menolak terhadap jenazah korban untuk diautopsi, selanjutnya surat pernyataan dibuat oleh bapak kandung korban yang diketahui RT dan RW setempat," ujarnya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya