Arema FC Enggan Berkandang di Luar Jawa Timur
- VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)
Malang – Arema FC terus melakukan pendekatan dengan Pemerintah Kota Blitar agar rencana berkandang di Stadion Soepriadi Blitar terealisasi. Manajemen Arema FC sendiri menyatakan enggan berkandang di luar Jawa Timur sehingga memaksimalkan stadion yang ada di sekitaran Malang Raya.
Manajer Operasional Arema FC, Sudarmaji mengatakan bahwa mereka mendapat rekomendasi 3 stadion di Jawa Timur. Yakni, Stadion Soepriadi, Stadion Jember Sport Garden dan Stadion Bumi Wali, Tuban.
"Kita optimis bisa melakukan itu. Daripada kita bertanding di luar Jawa Timur. Sekali lagi pernah kita sampaikan bahwa kita mendapat rekomendasi tiga stadion, stadion Soepriadi, Stadion Tuban dan Stadion Jember," kata Sudarmaji, Kamis, 27 Juni 2024.
"Untuk Jember dan Tuban memang sudah ada assessment tapi belum dapat pengalaman untuk menggelar liga 1 atau Liga 2. Tapi kalau untuk di Blitar level kompetisi sudah pernah digelar di stadion itu. Termasuk Liga 2 laga usiran Deltras Sidoarjo (musim lalu)," tambah Sudarmaji.
Musim lalu Arema FC menghabiskan satu musim kompetisi dengan berkandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Bermain di luar Malang menjadi pukulan telak bagi Arema FC setelah Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
Arema FC sendiri menargetkan bermain di Stadion Soepriadi Blitar untuk putaran pertama Liga 1 musim 2024-2025. Sebab, informasi yang mereka terima Stadion Kanjuruhan yang kini dalam tahap renovasi akan rampung pengerjaannya pada November 2024 mendatang.
"Kita harapannya bermain sore hari kalau pun harus bermain malam mungkin tidak dominan malam hari saja. Kita asumsikan antara 6 sampai 7 home (laga kandang). Karena selebihnya kita ingin di Stadion Kanjuruhan," ujar Sudarmaji.
"Karena Stadion Kanjuruhan kita juga sudah bertemu dengan pimpinan proyek Waskita Karya dan kita berterima kasih mereka merespon apa yang menjadi harapan Arema. Bahwa November stadion sudah selesai pembangunan gambaran kita November itu sudah masuk di putaran kedua," tambahnya.
Sudarmaji menuturkan, hasil assesmen Stadion Soepriadi pada Januari 2024 lalu sudah layak menggelar pertandingan Liga 2. Dalam berita acara yang dikeluarkan oleh operator kompetisi ada beberapa item yang harus dipenuhi jika Stadion Soepriadi akan dijadikan kandang tim Liga 1.
Seperti akses keluar dan masuk pemain maupun official tidak boleh membaur dengan suporter. Untuk item ini manajemen yakin dengan waktu yang ada mereka bisa melaksanakan rekomendasi ini.
"Yang perlu ditingkatkan suporter itu tidak boleh masuk di jalur tengah jalur yang digunakan untuk official dan pemain kemarin kita sudah melakukan simulasi. Bagaimana kita akhirnya harus dibagi 3 kelas VIP, utama sama ekonomi. Yang menjadi persoalan utama adalah soal akses itu. Soal persoalan lain sudah selesai tinggal penataan harus ada tiga parimeter. Kita sudah melakukan simulasi sebanyak 2 kali di stadion Blitar," tutur Sudarmaji.