PSBS Biak Buka Suara Terkait Kerusuhan Suporter di Kandang Semen Padang
- Robbi Yanto / VIVA
VIVA – PSBS Biak berhasil meraig gelar juara Liga 2 2023/2024 setelah mengalahkan Semen Padang FC di kandangnya. PSBS Biak menggila dan melibas Semen Padang 3-0 di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Sabtu 9 Maret 2024.
Kemenangan itu membuat PSBS Biak unggul agregat 6-0 setelah pada leg pertama juga menghancurkan Tim Kabau Sirah dengan skor yang sama.
Hanya saja, pertandingan di Agus Salim tidak berjalan hingga tuntas. Duel dihentikan sekitar menit ke-81 lantaran kerusuhan suporter.
Suasana stadion yang semula aman, tiba-tiba berubah mencekam. Ketika memasuki menit akhir pertandingan. sejumlah flare bahkan jatuh di lapangan. Tak lama berselang, stadion dipenuhi oleh asap hasil cerawat yang dinyalakan.
Dengan kondisi stadion penuh asap, pertandingan pun dihentikan. Dalam kondisi penuh asap, pemain dari kedua tim masih sempat berdiri di lapangan menanti situasi kondusif.
Namun beberapa saat kemudian, sejumlah penonton mulai masuk ke lapangan. Situasi yang tidak kondusif membuat pemain dari kedua tim lalu masuk ke ruang ganti.
Pertandingan pun dihentikan untuk waktu yang lebih lama. Sementara itu, ketika suasana stadion makin tak kondusif akibat kepulan asap di setiap penjuru stadion, sejumlah suporter berlari keluar untuk menyelamatkan diri. Setelah menunggu sekitar 30 menit, pada akhirnya, pertandingan tidak dilanjutkan, dan PSBS keluar sebagai juara.
Manajer PSBS Yan Permenas Mandenas turut mengomentari peristiwa tersebut. Dia menyebut hal itu terjadi karena fanatisme suporter Semen Padang.
"Itu hal yang wajar ya, namanya juga suporter fanatik. Jangankan disini, kalau mereka main di Jayapura dan Persipura kalah juga pasti timnya dilemparin sama suporter fanatik kita begitu," kata Yan Mandenas saat ditemui di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Minggu 10 Maret 2024.
"Saya pikir suporter fanatik dimana-mana pasti kecewa kalau timnya main jelek," ujar Yan Mandenas, menambahkan.
Ketimbang menyalahkan suporter, Yan justru menyoroti kesiapan panitia pelaksana pertandingan. Dia menilai, Panpel seharusnya lebih memperketat pengamanan karena duel ini sangat krusial.
"Tapi saya pikir ke depan bukan masalah suporternya yang saya soroti, tapi panpelnya. Panpel harus ekstra memberikan pengamanan yang lebih dipertebal lagi. Kalau kemarin saya lihat pengamanan tidak dipertebal sehingga mereka tidak bisa mengimbangi kekuatan massa yang hadir," kata Yan.
Yan pun mengajak seluruh pihak untuk menjadikan kerusuhan di markas Semen Padang ini sebagai bahan evaluasi agar ke depannya pertandingan berlangsung dengan aman dan sepakbola Indonesia bisa lebih baik lagi.
"Itu saya pikir jadi pelajaran buat kita untuk evaluasi terus panpel liga di seluruh Indonesia, bukan saja di Padang tapi di seluruh Indonesia supaya kejadian-kejadian seperti itu tidak terjadi lagi. Kekuatan keamanan harus disesuaikan dengan pertandingan, apakah pertandingan ini akan berdampak pada resiko-resiko lain dan respon suporter yang berlebih atau tidak," kata yan.
"Kalau akan berdampak pada respon suporter yang berlebihan harus dipertebal keamanannya supaya bisa mengimbangi kekuatan suporter yang ada. Jadi saya pikir itu (kejadian) buat kita tidak terlalu mempersoalkan karena kita merasa bahwa ya wajar saja kalau bermain di kandang saya dan kalah banyak pasti suporter saya marah," jelasnya.
"Apalagi ditambah ini pertandingan final. Itu harus benar-benar memberikan jaminan keamanan yang maksimal terhadap tim tamu tapi juga kepada suporter, para tamu yang datang harus diberikan jaminan keamanan termasuk kedua tim yang tanding," tegasnya.