Kandang Semen Padang Belum Standar Liga 1, Andre Rosiade: Jika Pemprov Tak Mampu, Biar Kami Kelola
- Robbi Yanto / VIVA
VIVA – Semen Padang FC kembali ke Liga 1 musim depan. Sayangnya, kandang tim berjuluk Kabau Sirah, Stadion Haji Agus Salim belum memenuhi standar FIFA yang diterapkan di Liga 1.
Jika tidak segera direnovasi, Semen Padang pun terancam menjadi tim musafir di Liga 1. Tentu ini akan menjadi kerugian lantaran tim tidak mendapatkan dukungan penuh dari suporter.
Dan hal inilah yang coba diantisipasi dengan cepat oleh manajemen Semen Padang untuk memulai renovasi venue berkapasitas 28 ribu tempat duduk itu dengan cepat. Sehingga saat Liga 1 musim depan dimulai, Semen Padang sudah siap bermarkas.
Namun, hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, lantaran pengelolaan Stadion Haji Agus Salim menjadi wewenang Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
"Di Sumatera Barat ini ada dua stadion yaitu Stadion Haji Agus Salim dan Stadion Utama Sumatera Barat. yang Stadion Utama Sumatera Barat itu belum selesai. Jika bisa kami pergunakan pun untuk menyelesaikan masih butuh ratusan miliar, itu kewenangan ada di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat," kata Dewan Penasehat Semen Padang, Andre Rosiade.
"Nah Stadion Agus Salim ini juga butuh perbaikan. Kita bisa lihat ruang press conference-nya seperti apa, ruang gantinya seperti apa, cari WC gampang enggak? WC layak tidak? Bahkan kemarin Pak Erick Thohir juga udah kesini, sudah meninjau. Memang sangat sulit dengan kualitas stadion ini kami akan lolos verifikasi," ucapnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Anggota DPR RI ini mengungkapkan bahwa pihak manajemen Semen Padang FC telah menawarkan diri untuk mengelola Stadion Agus Salim. Kini, kata Andre, nasib Semen Padang ada di tangan Pemprov.
Kalau Pemprov tidak bisa merenovasi tidak punya anggaran, kami sudah menawarkan agar hak pengelolaan stadion ini diberikan kepada kami. Dikerjasamakan kepada kami, sehingga kami dalam 2,5-3 bulan ini bisa segera melakukan renovasi besar-besaran," ucap Andre,
"Sehingga stadion ini bisa layak dan lolos verifikasi Liga 1 dari PT Liga Indonesia Baru. Jadi sekali lagi tergantung pemerintah Provinsi. Kalau misalnya tidak mau, ya tentu risikonya kami harus mencari home base baru Di luar Sumatera Barat," jelasnya.