Malut United Torehkan Sejarah
- instagram.com/persiraja_official
Jakarta – Malut United menorehkan sejarah luar biasa. Baru setahun terbentuk usai mengakuisisi Putra Delta Sidoarjo yang mentas di Liga 2, mereka berhasil merebut tiket promosi ke Liga 1. Itu mereka dapatkan usai menang 3-2 atas Persiraja Banda Aceh dalam leg kedua perebutan tempat ketiga Liga 2 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Sabtu sore WIB 9 Maret 2024.
Skuad asuhan Imran Nahumarury harus berjuang ekstra keras sepanjang laga. Dua kali mereka mengalami momen ketinggalan. Sampai akhirnya pada paruh kedua babak tambahan waktu, mereka bisa mencetak gol kemenangan lewat sundulan Jose Wilkson.
"Akhirnya kami bisa lolos ke Liga 1. Perjuangan yang tidak mudah. Terima kasih kepada para pemain yang telah tampil sangat luar biasa," kata Imran saat konferensi pers usai pertandingan.
Imran Nahumarury mempersembahkan kemenangan ini kepada masyarakat Maluku Utara. Dia mengatakan, sejak awal sudah ada janji darinya untuk mengembalikan kejayaan sepakbola Maluku Utara di pentas nasional.
"Kemenangan ini kami persembahkan untuk masyarakat Maluku Utara, baik yang ada di daerah maupun Jabodetabek. Ini kemenangan buat kalian," imbuh juru taktik asal Tulehu tersebut.
"Dari awal juga saya ada di tim ini, saya berjanji kepada mereka bahwa saya mau mengembalikan kejayaan sepakbola Maluku Utara," imbuhnya.
Gelandang Malut United, Alwi Slamat menjadi pemain yang menonjol perannya dalam pertandingan melawan Persiraja Banda Aceh. Imran memberi apresiasi kepada sang pemain karena mampu tampil impresif.
"Alwi walau dia belum kembali ke performa terbaiknya, tapi dia mencoba untuk mencapai level itu. Saya pikir hari ini dia tampil sangat luar biasa. Tadi selesai main juga saya bilang, 'kalau kamu mau, kamu masih bisa berkembang lagi'."
Keberhasilan Malut United membalikkan keadaan dalam pertandingan ini tak lepas dari upaya Imran menjaga emosi dalam tim. Sempat terlihat dia menegur jajaran pelatih yang ada di bangku cadangan karena bertindak emosional.
Imran mengaku bukan dalam pertandingan ini saja dia tegas meminta jajaran pelatih untuk menjaga emosi di tepi lapangan. Karena itu bisa berdampak negatif kepada para pemain yang melihat.
"Bahkan bukan cuma di pertandingan ini. Sebelum-sebelumnya juga saya selalu mengingatkan para staf, bahwa pelatih itu yang paling penting adalah attitude," ujar Imran.
"Kemenangan, iya penting, tapi bagi saya paling penting adalah sikap. Ketika mereka sudah merespons dari luar, para pemain pasti ikut terpancing. Itu yang selalu saya ingatkan kepada mereka," imbuhnya.
"Ketika saya berteriak kepada pemain, kadang saya juga membalik ke belakang, saya lihat mereka. Bahkan sampai tadi saya nangis."