Timnas Indonesia dan Shin Tae-yong Dapat Kabar Baik, Naturalisasi Maarten Paes Bisa Dilanjut
- Instagram @maartenpaes
VIVA – Timnas Indonesia dan Shin Tae-yong mendapatkan kabar baik soal naturalisasi Maarten Paes.
Sebelumnya, proses naturalisasi Kiper FC Dallas itu dikabarkan mengalami kendala lantaran artikel 9 ayat 2 soal pergantian asosiasi yang ditetapkan FIFA.
Dalam artikel itu berbunyi, seseorang bisa berganti tim nasional jika berusia di bawah 21 tahun saat terakhir kali membela sang tim nasional pertama, baik di level junior maupun senior, dalam pertandingan resmi.
Selain itu, sang pemain juga wajib lebih dari tiga tahun tidak membela sang tim nasional, plus tidak mempunyai caps lebih dari tiga kali.
Masalahnya, ketika memperkuat Timnas Belanda U-21 di Kualifikasi Piala Eropa U-21 2021 pada 15 November 2020, usia Maarten Paes adalah 22 tahun, atau melebihi batas usia yang ditentukan FIFA.
Akan tetapi ada kabar baik. Anggota Exco PSSI Periode 2019-2023 Hasani Abdulgani menyebut ada celah untuk melanjutkan naturalisasi Maarten Paes.
Menurutnya, ada peraturan yang dapat dimanfaatkan, khususnya soal negara yang tidak mengenal dwi kewarganegaraan seperti Indonesia.
“Benarkah Marteen Paes Tidak Eligible Menjadi Pemain Timnas Indonesia? Kalau berdasar kepada article 9 ayat 2. Benar Marteen tidak eligible karena pernah bermain untuk Timnas Belanda U-21 setelah September 2020," tulis Hasani di instagramnya.
"(Batas waktu aturan soal "persyaratan usia" diberlakukan). Marteen terakhir membela Belanda VS Belarus, 15 Nov 2020,” sambungnya Hasani Abdulgani.
Hasani yang sebelumnya mengurusi proses naturalisasi di era Mochamad Iriawan ini mengungkapkan masih ada peluang, jika PSSI jeli melihat aturan, khususnya uraian di articles 9 FIFA.
“Namun kalau belajar dari kasus Jordi Amat yang juga pernah bermain di Timnas U-21 Spanyol, ada kemiripan. Bedanya Jordi membela Spanyol hanya beberapa minggu sebelum dateline September 2020. Tapi ada ayat lain di pasal 9 tersebut yang menyatakan pengecualian bagi mereka yang peraturan negaranya tidak mengenal dual citizen,” kata Hasani.
“Oleh karenanya menurut saya Marteen masih punya kesempatan kalau federasi (legal tim) jeli melihat aturan, khususnya uraian di articles 9 FIFA tsb. Good Luck,” ucapnya.