Shin Tae-yong Tinggalkan Hal Ini untuk Timnas Indonesia, karena Tak Selamanya Jadi Pelatih
- PSSI
VIVA – Shin Tae-yong sadar bahwa dirinya tidak selamanya menjadi pelatih dan melatih Timnas Indonesia. Oleh karena itu, dia ingiin meninggalkan sesuatu untuk sepakbola Tanah Air.
Shin Tae-yong mulai menjadi juru taktik skuad Garuda pada 2019 lalu. Kontraknya akan berakhir pada Juni 2024 mendatang usai Piala Asia U-23. Ada kemungkinan perpanjangan kontrak dari PSSI jika Garuda Muda tembus babak delapan besar.
Selama menangani Timnas Indonesia, memang Shin Tae-yong belum mampu mempersembahkan gelar juara. Namun, kinerjanya mendapatkan banyak respons positif dari pecinta sepakbola Nasional.
Salah satunya adalah dengan lebih mempercayakan Timnas Indonesia diperkuat pemain-pemain muda. Juru taktik asal Korea Selatan itu dengan berani memotong generasi 25-29 tahun yang sejatinya memasuki usia emas dalam sepakbola.
Kini, wajah Timnas Indonesia sudah berbeda, tidak ada lagi nama-nama langganan seperti Evan Dimas, Febri Hariyadi, Muhammad Hargiyanto dan lainnya.
Shin malah memakai pemain-pemaiin yang usianya masih di bawah nama-nama yang disebutkan di atas seperti Rizky Ridho, Ernando Ari, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, hingga Asnawi Mangkualam yang kini sudah menjabat kapten meski berusia 24 tahun.
Belum lagi pemain-pemain seperti Justin Hubner, Ivar Jenner dan Rafael Struick yang kini baru berusia 20 tahun.
Ya memang, pemain tersebut merupakan pemain keturunan, namun jangan lupakan ada Hokky Caraka yang kini sudah dinaikkan kelas oleh Shin Tae-yong ke level senior.
Terkait hal ini, Shin Tae-yong mengatakan dirinya ingin mengubah sistem sepakbola Indonesia. Dari yang awalnya berfokus pada prestasi kini memperkuat akar sepakbola Indonesia.
"Saya datang ke Indonesia untuk mengubah sistem sepakbolanya ketimbang berfokus kepada prestasi. Saya berpikir akarnya harus kuat sehingga ke atasnya akan kuat,” kata Shin Tae-yong, dikutip Channel YouTube BAL
“Tak bisa cuma membebankan prestasi Timnas Indonesia senior kepada pelatih saja. Sebelum saya melatih, Indonesia memiliki skuad rata-rata tertua di Asia Tenggara. Sekarang di bawah saya, rata-rata skuad jauh sangatlah muda,” sambungnya.
Lebih lanjut, semua itu dilakukannya, kata Shin Tae-yong, karena ia tidak selamanya menjadi pelatih Indonesia. Dan ia ingin memberikan warisan yang bermanfaat untuk sepakbola nasional.
“Saya benar-benar mengandalkan pemain muda. Sebab, saya tak selamanya berada di sana (Timnas Indonesia). Karena itu, saya harus menempa pemain muda dan mengubah sistemnya. Saya berusaha membuat tim seperti itu,” tegas Shin Tae-yong.