Pelatih Australia Sempat Ketakutan, Timnas Indonesia Kalah karena Taktik Berbeda Shin Tae-yong?

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong
Sumber :
  • PSSI

VIVA – Timnas Australia berhasil lolos ke babak perempatfinal Piala Asia 2023 usai menumbangkan Timnas Indonesia. Bertanding di Stadion Jassim Bin Hamad, Minggu 28 Januari 2023, mereka menang telak dengan skor 4-0.

Gempar, Mantan Pemain Timnas Indonesia Ditangkap Polisi Akibat Edarkan Obat Terlarang, Hukumannya...

Kemenangan besar ini tampaknya di luar prediksi pelatih Australia, Graham Arnold. Pada awalnya ia memprediksi laga bakal berjalan alot hingga terjadi adu penalti.

Maka dari itu, dia memberikan latihan tambahan kepada para pemainnya dengan skema adu penalti. Hal itu pun diakui oleh pemain Australia, Martin Boyle.

Hasil Survei: 71,5 Persen Warga Dukung Naturalisasi Timnas Indonesia

“Kami berada di babak gugur sekarang. Kami akan menambah waktu setelah latihan untuk berlatih adu penalti,” kata Boyle.

“Idealnya, kami tidak ingin pertandingan selesai dengan adu penalti. Kami ingin lolos dalam waktu 90 menit. Namun, ini bagian tak terpisahkan dari permainan. Semua harus bersiap,” ucapnya.

Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia, Anggota DPR Anita Jacoba Gah Digeruduk Netizen

Namun pada kenyataanya, ketakutan pelatih Australia tidak terjadi. Mereka malah menang dengan skor besar, alih-alih dibawa ke babak adu penalti oleh Timnas Indonesia.

Indonesia yang pada babak penyisihan bermain lebih bertahan tampil beda kala menghadapi Australia. Dalam laga ini justru sebaliknya, Asnawi Mangkualam dan kolega malah tampil menyerang sejak awal babak pertama.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengatakan taktik ini dilakukan karena ia ingin mencuri gol cepat. Namun sayangnya malah timnya yang kebobolan cepat pada menit ke-12 akibat Elkan Baggott melakukan gol bunuh diri.

“Saya pikir sepakbola adalah untuk menang. Kami bermain sepakbola untuk menang, jadi saya hanya mempelajari dan memiliki banyak pemikiran tentang bagaimana kami bisa menang melawan Australia daripada hanya menunjukkan performa, daripada memikirkan tentang hasil terakhir,” jelas Shin dalam konferensi pers usai pertandingan.

“Saya pikir jika kami menekan tinggi, kemungkinan besar kami akan memiliki lebih banyak peluang untuk mencetak gol. Mungkin kami bisa mendapatkan kepemilikan bola lebih mudah. Namun, kami tidak menyelesaikan dengan baik, dan kemudian kami kebobolan gol, sehingga kami kalah,” tambahnya.

Meski hasil tidak sesuai harapan, dia merasa puas melihat daya juang anak asuhnya dalam pertandingan itu. Pelatih berusia 53 tahun itu berterima kasih kepada Rafael Struick dan kolega karena sudah menunjukkan yang terbaik.

"Terlepas dari gol pertama yang kami kebobolan, saya ingin berterima kasih kepada para pemain saya. Saya sangat senang dengan kinerja kami,” ujar Shin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya