PSSI Naturalisasi Pemain Lagi, Lalu Mara: Sepakbola Itu Proses Bukan Jalan Pintas
- pssi.org
VIVA – PSSI kembali melakukan naturalisasi untuk Timnas Indonesia jelang Piala Asia 2023 Qatar. Terbaru, pemain yang 'disulap' menjadi WNI adalah pemain bertahan Justin Hubner dan dalam waktu dekat prosesnya akan rampung.
Selain Justin Hubner, saat ini ada tiga pemain yang sedang dinaturalisasi untuk bisa membela Timnas Indonesia. Tiga pemain tersebut adalah Nathan Tjoe-A-On, Jay Idzes, dan Ragnar Oratmangoen.
Nama-nama ini menambah panjang daftar pemain yang sudah dinaturalisasi PSSI. Sebelumnya, sudah ada Marc Klok, Jordi Amat, Rafael Struick, Shayne Pattynama, Sandy Walsh dan lainnya.
Melihat situasi ini, mantan manajer Pelita Jaya, Lalu Mara Satriawangsa menilai bahwa naturalisasi adalah jalan pintas yang diambil oleh PSSI.Â
Hal ini menurutnya menghilangkan kesempatan pemain lokal untuk memperkuat Timnas Indonesia. Seharusnya, Lalu Mara menyebut program ini akan melukai orang-orang yang mengilai sepakbola Indonesia.
"Naturalisasi adalah jalan pintas, tapi juga butuh proses. Kalau terlalu banyak pemain naturalisasi kesempatan pemain lokal jadi hilang, lalu untuk apa pembinaan untuk apa orang gila bola ini membuat SSB dan klub tapi ujung-ujungnya naturalisasi," kata Lalu Mara.
Meski demikian, Lalu Mara menegaskan bahwa dirinya bukanlah pihak yang menentang program naturalisasi. Hanya saja, dia menyarankan agar PSSI fokus untuk melakukan pembinaan usia dini sehinggaÂ
"Bukan saya menentang naturalisasi ya tapi tidak semua dinaturalisasi perlu ada pembinaan jangka panjang dan sepakbola itu adalah proses bukan jalan pintas," ucapnya.
Program Naturalisasi belakangan ini memang gencar dilakukan PSSI yang menimbulkan pro dan kontra. Hal ini dilakukan atas dasar permintaan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong untuk menunjang prestasi Timnas Indonesia.
Hanya saja, sejauh ini naturalisasi pemain belum memberikan dampak signifikan bagi Timnas Indonesia. Namun positifnya, Timnas Indonesia berhasil lolos ke Piala Asia 2024 mendatang.