Jose Mourinho Ngamuk, Pemain AS Roma Ini Habis Kena Semprot

Jose Mourinho usai final Liga Europa
Sumber :
  • AP Photo/Petr David Jose

VIVA – Jose Mourinho kembali melontarkan kata-kata kasar, menyerang para pemain Roma dan menyebut satu pemain secara khusus.

Jose Mourinho Ajak Cristiano Ronaldo ke Fenerbache

Giallorossi bermain imbang 1-1 dengan Servette di Liga Europa pada Kamis malam 30 November 2023, dengan gol pembuka Romelu Lukaku dibatalkan oleh gol Chris Bedia di awal babak kedua.

Hasil imbang tersebut membuat Roma mengumpulkan 10 poin di Grup G tetapi mendapati diri mereka tertinggal dua poin dari Slavia Praha menjelang pertandingan terakhir.

Inter Milan Vs Venezia, Mampukah Jay Idzes Redam Ketajaman Lautaro Martinez?

Mereka akan menghadapi tim terbawah Sheriff di Stadio Olimpico pada 14 Desember tetapi ada kemungkinan mereka harus mengikuti play-off untuk mencapai babak 16 besar.

Mourinho bertekad membawa Roma ke final Liga Europa untuk musim kedua berturut-turut. Namun pelatih asal Portugal itu tidak senang dengan sikap para pemainnya dan menyebut gelandang Houssem Aouar sebagai seseorang yang tidak mau memaksakan diri.

Dibekap Napoli, Pelatih AC Milan Masih Bilang Cara Main Anak Asuhnya yang Terbaik

Mantan pemain Lyon itu digantikan Lorenzo Pellegrini pada menit ke-56. “Sekali lagi kami bersikap dangkal dalam sikap kami, dalam interpretasi kami terhadap momen pertandingan ini,” ujarnya kepada Sky Sport Italia, melalui Metro.

“Ada pemain yang sekali lagi melewatkan kesempatan untuk membuktikan diri, misalnya Aouar.

“Ada beberapa yang duduk di bangku cadangan dan masuk ke Serie A dengan sikap yang bagus, lalu di Liga Europa mereka datang dengan sikap lamban, seperti tidak terbiasa duduk di bangku cadangan lalu tidak meningkatkan permainan. ."

Mourinho, satu-satunya manajer yang memenangkan ketiga kompetisi klub UEFA, terus mempertanyakan para pemainnya karena "melakukan hal minimal" dan "mengangkat hidung mereka" di Liga Europa.

Dia melanjutkan: "Saya tidak ingin membuat drama saat memasuki babak play-off. Dramanya adalah kami memiliki sikap yang salah dari para pemain ini dan mereka yang keluar di babak kedua seperti itu, berulang kali.

"Sejujurnya saya tidak memahaminya. Saya melatih 150 pertandingan Liga Champions, yang jauh lebih sulit, namun tampaknya ada orang-orang yang tidak memiliki sejarah hebat di Eropa dan memainkan pertandingan-pertandingan ini dengan sangat minim.

“Ada yang memberikan segalanya selama 90 menit dan ada pula yang tampak tidak peduli pada kompetisi ini. Ada orang-orang yang merasa nyaman dengan pendekatan dangkal ini dan kami membayarnya dengan hasilnya," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya