Tragedi Kanjuruhan: Tuntutan Keadilan Masih Bergelora di Malang
- VIVA/Uki Rama
Malang – Ratusan massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya dan Arema Kampus yang tersebar di sejumlah perguruan tinggi melakukan aksi peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan. Peringatan ini digelar di Depan Balai Kota Malang dimulai pada Minggu, 1 Oktober 2023 sekira pukul 20.30 WIB.
Ratusan mahasiswa ini melakukan orasi atau mimbar bebas di depan Balai Kota Malang. Secara bergantian mereka mengutarakan segala keluhannya terhadap ketidakadilan dalam proses hukum bagi tersangka Tragedi Kanjuruhan.
Mereka menyoroti lemahnya penegakan hukum atas Tragedi Kanjuruhan. Dimana korban jiwa berjumlah 135 orang dan 600 lebih orang terluka hanya berhenti pada 6 tersangka dengan 5 tersangka divonis ringan. Sementara tuntutan mereka, Tragedi Kanjuruhan harus ditetapkan sebagai pelanggaran HAM berat.
"Masyarakat Malang Raya harus menyadari bahwa sejatinya tugas kita hanya satu menuntaskan kasus Tragedi Kanjuruhan. Karena sampai saat ini kita belum mengetahui jelas keadilan dengan apa yang terjadi kepada keluarga korban dan warga Kota Malang," kata Korlap Aksi, Abi Naga Parawansa.
Abi mengatakan, bahwa elemen mahasiswa dan Arema Kampus terus menggalang solidaritas bersama lembaga bantuan hukum, keluarga korban dan mahasiswa di luar Malang untuk terus membicarakan Tragedi Kanjuruhan agar tidak lenyap dengan euforia sepak bola saat ini.
"Kita terus menyuarakan Tragedi Kanjuruhan. Kita menuntut Tragedi Kanjuruhan ditetapkan sebagai pelanggaran HAM berat. Dalam momen ini harapannya tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai hari berkabung sepakbola nasional. Agar masyarakat tidak hanya di Malang Raya saja tapi di seluruh Indonesia terus mengingat Tragedi Kanjuruhan sampai hari ini belum tuntas," ujar Abi.
Selain berorasi, massa aksi juga menggelar doa bersama untuk seluruh korban Tragedi Kanjuruhan. Massa aksi juga membuat surat berisikan keluhan terkait ketidakjelasan proses hukum dalam Tragedi Kanjuruhan.
"Kami menyampaikan luapan amarah temen dan juga refleksi atas satu tahun Tragedi Kanjuruhan yang dimana sampai saat ini keadilan belum dirasakan. Kami juga doa bersama, mengumpulkan surat surat berisi harapan untuk satu tahun Tragedi Kanjuruhan," tutur Abi.