Arema FC Berduka Setahun Tragedi Kanjuruhan, Pelatih Fernando Valente: Kita Harus Belajar dan Jalan

Lokasi kerusuhan tragedi kanjuruhan.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya (Malang)

MALANG – Laga Arema FC melawan PSS Sleman digelar sehari sebelum peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 silam. Laga Singo Edan melawan Elang Jawa dilansungkan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar pada Sabtu, 30 September 2023. 

Pelatih Madura United Beber Kejanggalan Wasit saat Dibekap Persija

Pelatih Arema FC, Fernando Valente mengatakan sebagai pelatih dia berusaha fokus pada kondisi tim. Perkara peringatan Tragedi Kanjuruhan dia menyerahkan hal itu ke manajemen Arema FC. Dia hanya fokus pada pertandingan. 

"Kita akan fokus pada pekerjaan kita. Tentu saja dari manajemen klub akan membuat sesuatu (peringatan Tragedi Kanjuruhan). Seperti yang sudah saya bicarakan sejak saya pertama datang kesini. Kita selalu berfikir di pikiran kita dan apa yang Arema bawa," kata Valente. 

Keputusan Tepat Carlos Pena saat Persija Kalahkan Madura United

Pelatih asal Portugal itu meminta Tragedi Kanjuruhan harus dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi tim dan dunia sepak bola. Menurutnya semua orang bersedih atas Tragedi Kanjuruhan. Namun, tim harus tetap berjalan menjaga eksistensi klub dan meraih prestasi di kompetisi.

Persija Ogah Lengah, Madura United yang Sedang Terpuruk Bisa Jadi Kasih Kejutan

"Jadi oke kita belajar dari tragedi, kita bersedih dengan itu semua. Tapi tragedi itu jangan sampai mempengaruhi kita untuk berjalan untuk masa depan. Dan tentu saja ini hari yang spesial," ujar Valente. 

Pelatih berusia 64 tahun ini menuturkan, untuk memberikan kado spesial peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan dia ingin timnya meraih kemenangan di laga melawan PSS. Kemenangan ini akan menjadi kado spesial bagi para suporter. 

"Kita tahu untuk bisa mengingat dengan Tragedi itu adalah menang dan saya berharap bisa melakukan itu. Dan tentu saja kita akan mempersembahkan kemenangan itu untuk suporter kita," tutur Valente. 

Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi terkelam kedua dalam sejarah sepak bola dunia setelah Tragedi di Estadio Nacional, Lima, Peru 24 Mei 1964 yang menewaskan 328 orang. Dalam Tragedi Kanjuruhan 135 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. 
 

 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya