Stadion Tertua di Indonesia Bakal Direnovasi Mirip Markas Bali United
- VIVA/Uki Rama
MALANG  – Stadion tertua di Indonesia, yakni Stadion Gajayana, Kota Malang akan direnovasi oleh Kementerian PUPR. Proposal renovasi stadion yang berdiri pada 1924 itu telah disusun oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang.Â
Usulan renovasi stadion ini sudah diajukan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Disporapar berharap proposal yang mereka buat masuk dalam program Kemenpora agar renovasi ini didanai oleh APBN.
Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi mengatakan, Stadion Gajayana awalnya mereka usulkan untuk dibangun ulang. Namun biaya yang dibutuhkan ternyata cukup besar yakni sekitar Rp500 miliar.Â
Pemkot Malang kemudian mendapat sejumlah masukan agar Stadion Gajayana direnovasi saja. Dijadikan stadion berstandar internasional karena kemungkinan anggaran yang dibutuhkan hanya Rp200 miliar sehingga bisa dijangkau oleh APBN.Â
"Juknis terbaru dari Kemenpora sudah kami terima, kita sedang menyiapkan untuk pemenuhan dokumen administrasi yang dipersyaratkan. Kita sudah diskusi, saya diminta hitung ulang dan kemungkinan rehab besar bukan dibangun ulang dari nol, karena tidak mungkin dengan sisa waktu yang ada dan melihat kemampuan APBN itu sendiri," kata Baihaqi, Selasa, 1 Agustus 2023.
Baihaqi mengatakan, bahwa untuk mencapai standar internasional Stadion Gajayana akan direnovasi besar-besaran. Mulai dari penambahan tribun, kursi penonton, rumput standar FIFA, ruang ganti, penerangan dan sarana prasarana pendukung lainnya.Â
Secara sederhana, Stadion Gajayana yang selama ini menjadi markas Arema Indonesia dan sejumlah klub Liga 3 ini akan meniru Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali atau markas Bali United.Â
"Gambaran kami ya seperti Stadion Kapten I Wayan Dipta, renovasi standar internasional. Itu butuh Rp152 sampai Rp200 miliar. Semua menuju standar internasional," ujar Baihaqi.
Baihaqi mengaku tidak bisa memastikan target tanggal pengerjaan renovasi dimulai. Sebab, keputusan akhir ada di pemerintah pusat. Pemkot Malang hanya berharap proposal yang mereka ajukan diterima. Agar stadion tertua di Indonesia ini bisa berstandar internasional.Â
"Kami tidak bisa memberikan target. Tahapannya sekarang masih menyusun proposal, lalu kita kirim ke pusat, selanjutnya proses audiensi, tinjau lapangan dan keputusan ada di Kementerian PUPR, karena anggaran fisik di PUPR," tutur Baihaqi.Â
Â