Kontroversi di Balik Angka 135 Jersey Kandang Arema FC

Jersey Arema FC bertuliskan 135 dalam aksara Jawa
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

Malang – Arema FC memasang angka 135 di bagian belakang jersey kandang atau home mereka di musim 2023-2024. Angka 135 merujuk jumlah korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.

Soccer Challenge Sukses Tumbuhkan Minat Siswi Rangkai Mimpi Jadi Bintang Sepakbola

Jersey baru ini diluncurkan di Kantor Arema FC, pada Sabtu, 1 Juli 2023. Pasca peluncuran jersey sempat muncul perdebatan di media sosial soal penempelan angka 135 dengan aksara Jawa itu. 

Kontroversi muncul ketika penulisan angka 135 dengan aksara Jawa justru salah penulisan menjadi 145. Hal ini menuai kritikan di media sosial. Apalagi angka itu merujuk pada korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan. 

PSSI dan FIFA Kunjungi 13 Stadion Guna Penuhi Standar Internasional

"Terima kasih sebelumnya kami sampaikan atas saran dan masukan terkait beredarnya jersey home yang sempat kita display saat perkenalan di hadapan awak media beberapa waktu lalu," kata manajer Arema FC Official Store, Tjiptadi Purnomo, Kamis, 6 Juli 2023. 

Jersey Arema FC bertuliskan 135 dalam aksara Jawa

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya
Viral Kericuhan Suporter Aremania Vs Persikmania di Perbatasan Malang-Kediri

Setelah salah ketik angka 135 menjadi 145. Manajemen Arema FC langsung melakukan revisi. Mereka memastikan pemasangan aksara Jawa di jersey kandang Arema FC kini 135 bukan lagi 145. 

"Untuk yang akan digunakan saat pertandingan dipastikan sesuai dengan aksara Jawa yang benar-benar sesuai," ujar Tjiptadi.

Jersey dengan menampilkan angka 135 yang tertulis dalam aksara Jawa ini akan digunakan Arema FC dalam laga kandang melawan Persib Bandung. Duel kedua tim digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali pada Jumat, 7 Juli 2023. 

"Ya, saat laga kandang pertama besok akan menjadi kali pertama jersey home yang juga menampilkan angka 135 dalam aksara Jawa akan dipakai di pertandingan. Jersey ini secara khusus dibuat untuk menghormati korban Tragedi Kanjuruhan," tutur Tjiptadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya