Pagar Pembatas JIS Sempat Bermasalah, Roboh saat Dihadiri Jakmania
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Jakarta – Kelayakan Jakarta International Stadium (JIS) untuk menggelar pertandingan berskala internasional kembali jadi polemik. Saat ini sedang ramai dibicarakan mengenai kualitas rumput.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melakukan peninjauan ke JIS bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Setelah itu ada kesimpulan jika rumput lapangan JIS tidak sesuai dengan standar FIFA.
Basuki mengatakan pihaknya bakal melakukan renovasi JIS jelang menjadi tuan rumah Piala Dunia U 17 2023. Tapi ucapan ini yang kemudian memunculkan pro dan kontra di media sosial.
Bicara mengenai JIS, rupanya sempat ada masalah saat acara grand launching pada 24 Juli 2022. Bukan mengenai rumput, tapi pagar pembatas yang roboh.
Kelompok suporter Persija Jakarta, Jakmania yang ketiban apes. Saat itu, mereka menyaksikan duel tim kesayangan melawan Chonburi FC.
Pagar jebol terjadi ketika band Dewa19 feat Virzha tampil menyanyikan lagu Kangen. Peristiwa itu berawal ketika semakin banyak Jakmania yang memilih duduk di pagar.
Di pengujung lagu, mendadak pagarnya miring dan akhirnya ambruk akibat beban yang terlalu berat. Seorang penonton terlihat tersungkur ke bagian bawah lapangan. Tinggi antara lapangan dan pagar diperkirakan sekitar dua meter.
Kejadian ini membuat The Jakmania bersuara. Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, mengatakan, insiden robohnya pagar saat grand launching JIS lantaran antusiasme tinggi dari para rombongan pecinta Macan Kemayoran tersebut.
"Kenapa bisa begitu (pagar roboh)? Memang antusiasme mereka luar biasa. Apalagi ini pertama kali The Jakmania nonton dan mencoba langsung stadion ini," ujar Diky, kepada wartawan di JIS, Minggu 24 Juli 2022.
Lebih lanjut, Diky menerangkan, kejadian diharapkan menjadi pelajaran bagi PT Jakarta Propertindo (Jakpro), selaku pengelola JIS, untuk lebih siap. Sebab, menurut Diky, masih ada beberapa sisi di JIS yang belum kuat.
"Memang banyak yang harus disiapkan, kalau di GBK misalnya sudah ada steger, di sini belum. Jadi memang ini momen kita belajar. Justru, saya berharap dengan adanya momen ini (pagar roboh), jadi pelajaran buat Jakpro bahwa masih ada yang belum kuat," ucap Diky.