Trauma Liga 2 Dihentikan Mendadak Masih Membekas
- Dok. PSMS Medan
VIVA Bola – Manajer PSMS Medan, Mulyadi Simatupang mengaku pihaknya masih trauma untuk memulai musim baru Liga 2. Karena di edisi 2022/2023, kompetisi sepakbola kasta kedua di Indonesia itu dihentikan mendadak.
Penghentian oleh PSSI dilakukan awalnya karena ada Tragedi Kanjuruhan. Ketika akan dimulai kembali, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator mengaku tidak bisa melanjutkan Liga 2.
Alasannya ketika itu banyak klub tidak mendapat izin menggelar pertandingan kandang dari kepolisian. Sementara untuk menggelarnya secara terpusat, PT LIB tak memiliki biaya.
"Jujur saja, dari pengalaman yang sudah-sudah, kami sedikit trauma. Liga 1 yang bermasalah, tetapi Liga 2 yang dihentikan. Kondisi seperti ini membuat kami khawatir," ujar Mulyadi.
Satu hal lagi yang masih sulit dilupakan manajemen PSMS dari Liga 2 musim lalu adalah kondisi di mana skuad berjuluk "Ayam Kinantan" berada di posisi pertama klasemen sementara Grup Barat saat kompetisi disetop.
PSMS terlanjur berharap bisa melaju jauh dan mewujudkan target promosi Liga 1. "Waktu itu kami sudah betul-betul siap semuanya. Eh, tidak tahunya liga berhenti. Klub jadi seperti bermain di liga kampung saja," tutur Mulyadi.
Oleh karena itu, dia berharap PSSI segera memberikan kepastian mengenai pelaksanaan Liga 2 musim 2023-2024, mulai dari jadwal, regulasi hingga operator kompetisi yang disebut-sebut akan terpisah dari Liga 1.
Selama kepastian belum ada, Mulyadi menyebut PSMS belum bisa melakukan persiapan yang terjadwal dengan matang.
Mengumpulkan tim, berlatih, bertanding uji coba dan merekrut pemain baru merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menguras biaya operasional klub jika dilakukan tanpa mengetahui kapan Liga 2 akan berlangsung dan aturan-aturannya.
"Kalau kami terlalu buru-buru menyiapkan tim, alokasi yang dikeluarkan lumayan banyak," kata Mulyadi. (ant)