PSSI Cari Cara Penegakan Hukum Atas Tragedi Kanjuruhan
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA Bola – Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta publik sepakbola tanah air untuk bersabar tentang sejumlah gebrakan selama dirinya memimpin. Dia mengakui ada banyak tantangan yang harus dia selesaikan selama jadi Ketua Umum PSSI.
Pertama adalah soal kesiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Mei 2023 mendatang. Even olahraga internasional ini harus berjalan sukses. Apalagi, Indonesia sebagai tuan rumah haruslah menjadi tuan rumah yang baik.
"Ya memang ini saya bilang. Satu-satu harus diselesaikan. Kalau kita bicara mengenai Piala Dunia U-20 ini kan tinggal 79 hari," kata Erick di Universitas Brawijaya pada Jumat, 3 Maret 2023.
Selain itu, soal Tragedi Kanjuruhan dia menegaskan bahwa dirinya menaruh perhatian sejak sebelum menjadi Ketua Umum PSSI. Di antaranya dengan memberikan bantuan kepada korban Tragedi Kanjuruhan.
"Tetapi kalau masalah Tragedi Kanjuruhan sendiri kan saya sudah secara pribadi sendiri sudah melakukan terobosan waktu itu. Sebelum jadi Ketua PSSI melakukan juga sumbangan," ujar Erick.
Selain itu, dirinya berjanji perlahan akan mencari jalan penegakan hukum yang adil bagi 135 korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan. Dia mengaku problem besar ini tidak bisa dikerjakan secara terburu-buru.
"Tetapi apa cukup (santunan)? Ya tidak. Nanti pelan-pelan kita cari lagi penegakan hukum seperti apa. Tetapi sebagai ketua PSSI juga melakukan langkah-langkah yang lain tentunya," tutur Erick.
Sebelumnya, Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menolak pemberian gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa untuk Menteri BUMN Erick Thohir. Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah Brawijaya (Amarah Brawijaya) ini melakukan demonstrasi di depan Gedung Samanta Krida, tempat berlangsungnya pemberian gelar HC, Jumat, 3 Maret 2023.
Perwakilan massa aksi dari Amarah Brawijaya, Pernantian Ginting mengatakan, bahwa setidaknya ada 3 tuntutan yang ditujukan untuk Erick Thohir dan Universitas Brawijaya. Tuntutan pertama mereka meminta kampus untuk mempertahankan marwahnya untuk mempertahankan integritasnya dan tidak ikut dalam intervensi politik.
"Kemudian menuntut Universitas Brawijaya menunjukan sikap netralitas dalam Pemilu 2024. Menurut pengamatan kami ada indikasi ke Pemilu 2024," kata Ginting.
Selain itu, mahasiswa menilai Erick Thohir tidak pantas menerima penghargaan doktor kehormatan ini karena tidak mempunyai sikap jelas dalam penanganan Tragedi Kanjuruhan. Padahal jumlah korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan sebanyak 135 jiwa.
"Kemudian terakhir menuntut UB dan Erick Thohir mengeluarkan sikap atas Tragedi Kanjuruhan," ujar Ginting.