Skandal Ballon d'Or Seperti KLB PSSI 2023

KLB PSSI
Sumber :
  • VIVA / Robbi Yanto

VIVA Bola – Voting Ballon d'Or pernah memunculkan skandal. Ini seperti yang terjadi dalam pemilihan Wakil Ketua Umum PSSI pada Kongres Luar Biasa (KLB), Februari 2023. Di mana ada suara dari voters yang digelapkan.

Shin Tae-yong Full Senyum, Erick Thohir Pastikan Lawan Bahrain Digelar di SUGBK

Suasana Hotel Sangri-La, Jakarta mendadak heboh usai diumumkannya hasil pemilihan Waketum PSSI periode 2023-2027. Ketika itu yang terpilih adalah Zainudin Amali dan Yunus Nusi.

Kemudian beberapa voters menggugat hasil tersebut. Mereka merasa ada kecurangan yang dilakukan oleh Komite Pemilihan. Salah satunya adalah Babay Karnawi dari Perserang Serang.

Erick Thohir Ungkap Target Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Ternyata Cuma Sampai ....

Erick Thohir, Ketum PSSI dan Wakil Ketum PSSI Zainuddin Amali dan Ratu Tisha

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Babay menggugat karena calon Waketum PSSI yang dia pilih tak mendapatkan suara saat penghitungan. "Saya milih Ratu Tisha dan Yesayas (Oktavianus), tapi tidak ada."

Tak Perlu Risau Peringkat FIFA Timnas Indonesia Turun karena Piala AFF 2024, Proyeksi Jangka Panjang Lebih Penting

Dalam penghitungan tersebut, Amali dan Yunus mendapatkan 66 dan 63 suara. Kemudian Tisha sebanyak 41 suara, dan sisa satu lagi milik Erwin Aksa.

Setelah heboh dengan gugatan, akhirnya penghitungan suara dilakukan kembali. Hasilnya pun berbeda. Tisha ada di urutan pertama dengan 54 suara, disusul Yunus dengan 53 suara, dan Amali 44 suara.

Trofi Ballon d Or

Photo :
  • AP Photo/Christophe Ena

Meski pada akhirnya Yunus mengundurkan diri, dan Tisha mempersilahkan Amali jadi Waketum 1 PSSI, tapi ini menjadi coreng KLB. Kecurangan yang terjadi ini akan diingat oleh publik sebagai sebuah skandal.

Skandal seperti itu rupanya juga pernah terjadi di Ballon d'Or. Ajang pemilihan pemain terbaik di dunia dengan menggunakan sistem voting yang melibatkan pelatih, pemain, dan jurnalis.

Mantan kapten Timnas Guinea, Juvenal Edjogo yang mengungkap skandal ini. Dia pernah turut memberi suara pada 2013, tapi kemudian merasa suaranya dimanipulasi.

Dia mengaku ketika itu memilih Didier Drogba dan Andres Iniesta sebagai pemain terbaik. Tapi kemudian dia melihat suaranya justru diberikan kepada Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Sejak saat itu Juvenal Edjogo merasa Ballon d'Or tidak lagi ada nilainya bagi sepakbola dunia. "Ketika diumumkan, daftar siapa yang memilih siapa, suara saya berbeda," ujarnya, dikutip dari AS.

"Dikatakan saya memilih Messi, Cristiano, dan satu lagi saya tidak tahu. Tapi saya tidak memilih salah satu dari mereka. Itu sebabnya saya katakan, saya sama sekali tidak percaya pada apapun tentang penghargaan itu."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya