Pelatih Sepakbola Indonesia Tersingkir di 'Rumah' Sendiri
VIVA Bola – Pelatih sepakbola Indonesia seolah tersingkir di 'rumah' sendiri. Itu bisa tercermin dari minimnya juru taktik lokal yang bertahan di Liga 1 2022/2023.
Klub-klub Liga 1 memilih untuk percaya kepada pelatih asing. Situasi yang membuat mantan pemain Timnas Indonesia merasa miris.
Dari 18 klub Liga 1 2022/2023 saat ini, terhitung cuma empat yang bertahan. Itu juga satu berstatus sebagai caretaker. Seto Nurdiantoro, Aji Santoso, dan I Putu Gede yang berstatus tetap. Sementara Muhammad Ridwan membesut PSIS Semarang dengan status caretaker.
Dede Sulaiman miris melihat situasi ini. Para pelatih sepakbola Indonesia banyak yang sudah memiliki lisensi tinggi. Namun, mereka malah sulit mendapat tim untuk dilatih.
"Kepelatihan sangat miris untuk kita. Contoh ada teman yang sudah punya lisensi A dan A Pro. Tapi apa yang mau dilatih, karena di Liga banyak pelatih asing. Mau dibawa kemana sepakbola Indonesia kalau begini caranya," kata Dede.
Mantan pemain Persib Bandung, Ajat Sudrajat melihat lebih ke skuad tim nasional. Dia melihat Shin Tae-yong terlalu banyak mendapat kepercayaan.
Padahal sebaiknya juru taktik asal Korea Selatan itu dipercayakan saja untuk Piala Dunia U-20. Sementara tim usia lainnya diberikan kepada pelatih lokal.
"Kan ada tim usia muda, kasih ke pelatih muda kita. Shin Tae-yong cukup untuk Piala Dunia U-20 saja. Kenapa semua dikasih ke Shin Tae-yong," tutur Ajat.
Dede dan Ajat sependapat, perihal ini tidak lepas dari program yang dibuat oleh PSSI. Para pengurus federasi dianggap mereka tidak bekerja dengan baik.
Sebagai mantan penggawa Timnas Indonesia, mereka mengajak para rekan sejawat untuk ikut bergerak. Karena jika PSSI dibiarkan seperti ini terus, sepakbola Indonesia sulit berkembang.
"Kalau mau mengubah ini, kita mantan pemain ini harus bersatu dulu. Jangan kemana-mana. Kita satu suara untuk perbaikan. Mari kita giring lagi PSSI ke jalan yang benar," kata Ajat.