Ancaman Sepakbola Indonesia Menuju 'Madesu'

Perwakilan pemegang saham Persebaya Surabaya, Azrul Ananda
Sumber :
  • Persebaya

VIVA Bola – Perwakilan pemegang saham Persebaya Surabaya, Azrul Ananda mengatakan saat ini adalah momen yang tepat untuk melakukan pembenahan sepakbola Indonesia.

Lawan Persita Tangerang, Arema FC Panggil Aremania

Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan 135 nyawa telah mengguncang sepakbola Tanah Air. Dari Federasi atau PSSI dipaksa berbenah dengan menggelar Kongres Luar Biasa untuk memilih Ketua Umum dan Anggota Exco.

Sayangnya, kabar buruk malah datang. PSSI memutuskan kompetisi Liga 1 dilangsungkan tanpa adanya degradasi ke Liga 2. Sedangkan, kompetisi Liga 2 diputuskan tidak jadi digulirkan karena berbagai pertimbangan.

PSMS Bertandang Lawan Persikabo, Target Amankan Poin Sempurna

Keputusan tersebut mendapatkan tentangan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Azrul Ananda. Dia menyebut, seharusnya PSSI bisa berbenah tanpa mematikan kompetisi bola di Indonesia.

Saat ini, menurut Azrul adalah momen yang tepat untuk berbenah. Jika tidak, Azrul menilai sepakbola Indonesia akan mengalami masa depan suram alias madesu.

Doa dan Cita-cita Persija di Ulang Tahun ke-96 Tahun

"Tidak ada momen lebih baik, momen lebih krusial, momen lebih penting, momen lebih besar untuk mengubah sepakbola Indonesia selain sekarang. Kalau kita tidak berhasil melakukan reformasi total perubahan dengan baik sekarang, mungkin masa depan sepak bola Indonesia akan suram,' kata Azrul di GBK, Jumat 13 Januari 2023.

"Momen ini tidak boleh disia-siakan, apalagi momen ini dipicu oleh korban jiwa 135 orang (Kanjuruhan), jangan sampai itu sia-sia, momennya adalah sekarang, jangan sampai momen ini lewat, kalau sampai momen ini lewat, madesu, masa depan kita suram,' sambungnya.

Seperti diberitakan sebelumnya,  PSSI memutuskan menghentikan kelanjutan Kompetisi Liga 2 musim 2022/2023. Kepastian ini diambil seusai rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Kamis 12 Januari 2022. 

Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi menyampaikan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan berbagai faktor. Di antaranya adalah permintaan dari sebagian besar klub Liga 2.

"Hal ini terjadi karena tidak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator serta pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023," kata Yunus Nusi.

"Rekomendasi dari tim transformasi sepak bola Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan terkait sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat," sambungnya.  

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan Liga 2 dihantikan lantaran Perpol No. 10 Tahun 2022 terkait proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan.

Lebih lanjut, dalam rapat Exco tersebut juga memutuskan dan memerintahkan kepada PT.LIB untuk memfasilitasi pembentukan operator baru guna pelaksanaan Liga 2.  

Untuk Liga 1, kompetisi tersebut akan tetap berjalan dan tanpa ada degradasi. Hal ini karena penyesuaian kompetisi Liga 2 yang tidak berjalan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya