Timnas Indonesia Menyusun Mimpi di Tengah Meriahnya Tahun Baru Vietnam
- VIVA/Rosikin
VIVA Bola – Saat cuaca Hanoi, Vietnam, mencapai titik terdingin pada bulan Januari 2023, di mana suhu harian rata-rata 20 derajat celcius, masyarakat setempat justru lebih sibuk dari biasanya.
Aktivitas terpusat di bahu-bahu jalan, tempat para pedagang membuka bisnis musiman yakni menjual beraneka jenis tanaman, mulai dari bunga kuning cerah, yang di Vietnam disebut "bunga mai", hingga buah jeruk berwarna jingga terang.
"Kami sedang menyiapkan perayaan Tahun Baru. Itulah kenapa banyak sekali bunga akhir-akhir ini," ujar seorang warga Tuan Xuan Long.
Tahun Baru Lunar, atau yang dikenal di Vietnam sebagai Tet Nguyen Dan atau Tet, merupakan perayaan paling penting dalam budaya masyarakat Vietnam. Pada tahun 2023, Tet jatuh pada 22 Januari dan, sebagai bentuk selebrasi, masyarakat akan menikmati libur pada 21-26 Januari.
Tet merupakan masa di mana masyarakat Vietnam merayakan cinta, kesejahteraan, harapan anyar untuk tahun yang baru dan permulaan musim semi.
Denyut kegiatan menyambut Tet di Vietnam juga sampai ke pelataran Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam.
Di stadion berkapasitas maksimal sekitar 40 ribu penonton itu, Timnas Indonesia akan menantang tuan rumah Timnas Vietnam pada laga leg kedua semifinal Piala AFF 2022, Senin 9 Januari 2023, mulai pukul 19.30 WIB.
Bagi masyarakat Vietnam, pertandingan tersebut datang di momen yang tepat. Kegembiraan mereka menyambut Tahun Baru di cuaca yang dingin sedikit dihangatkan dengan perjuangan timnas Vietnam di lapangan.
Tim berjuluk "The Golden Star Warriors" berupaya menundukkan Indonesia agar melaju ke final dan meraup gelar ketiganya di turnamen tersebut.
Untuk Indonesia, laga itu menjadi jalan untuk mewujudkan mimpi juara yang belum pernah diraih. Cita-cita kampiun yang sudah dipupuk sejak tahun 1996 atau saat Piala AFF pertama digelar.
Sepanjang sejarah Piala AFF, sudah enam kali Indonesia berlaga hingga ke final yakni pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016 dan 2020, tetapi pada akhirnya, "Garuda" selalu menelan kekalahan.
Keuntungan Indonesia
Timnas Indonesia diuntungkan dengan hasil imbang 0-0 dengan Vietnam pada laga leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (6/1).
Sebab, itu artinya Indonesia hanya membutuhkan hasil seri dengan gol, seperti 1-1, 2-2 dan seterusnya di leg kedua untuk menyegel tempat di final. Sementara Vietnam harus menang untuk ke partai puncak.
Akan tetapi, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong tidak mau berlaga untuk sekadar hasil seri.
"Kami 100 persen tidak pernah mau seri. Kami berupaya menyelesaikan pertandingan dalam 90 menit dan melaju ke final," kata Shin.
Juru taktik asal Korea Selatan itu menegaskan bahwa skuadnya dalam kondisi bugar untuk mewujudkan keinginan tersebut. Skuad "Garuda" sangat termotivasi untuk menundukkan Vietnam di rumahnya sendiri.
Indonesia memiliki kartu "as" lain yakni kondisi fisik pemain. Skuad "Garuda" memiliki waktu pemulihan tubuh lebih banyak lantaran tiba di Hanoi lebih awal, Sabtu (7/1), setelah menjalani leg pertama, daripada Vietnam.
Skuad Indonesia menumpang pesawat carter sehingga mereka dapat langsung terbang ke Hanoi dari Tanah Air tanpa transit.
Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan sampai di Bandar Udara Internasional Noi Bai, Hanoi, pada Sabtu (7/1) sekitar pukul 18.00 WIB setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih empat jam.
Namun, Vietnam mesti menumpang pesawat komersial dan tidak bisa memperoleh tiket tanpa singgah ke Hanoi.
Tim asuhan pelatih Park Hang-seo berangkat dari Indonesia di kisaran pukul 14.40 WIB harus transit di Bandara Internasional Tan Son Nhat, Ho Chi Minh, Sabtu (7/1), lalu hijrah ke Hanoi dan tiba di sana sekitar pukul 22.15 WIB.
Meski demikian, Vietnam bukanlah tim yang dapat dikandaskan hanya dengan "keuntungan-keuntungan". Ketika bertarung di Stadion My Dinh, Vietnam selalu menjadi tim yang berbeda. Mereka lebih "lapar" dan "ganas" di hadapan lawan.
Motivasi mereka berlipat karena bertanding di depan suporter sendiri. Ditambah lagi, Vietnam tidak mau membiarkan Indonesia mempercepat akhir kebersamaan mereka dengan pelatih Park Hang-seo.
Piala AFF 2022 menjadi turnamen pamungkas Park Hang-seo bersama timnas Vietnam setelah dia memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya yang tuntas Januari 2023 dengan Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF).
Dengan demikian, jika kalah dari Indonesia, Park mau tidak mau mesti mengucapkan selamat tinggal lebih cepat kepada timnas Vietnam.
Prediksi Strategi
Vietnam, menurut Shin Tae yong, merupakan tim yang memiliki organisasi permainan dan pertahanan yang tangguh.
Itu dibuktikan dengan kemampuan Vietnam menjaga gawangnya belum kebobolan di Piala AFF 2022, mulai dari fase grup sampai leg pertama semifinal. Beberapa pemain bertahan Vietnam yang patut mendapat perhatian adalah Do Duy Manh dan Doan Van Hau. Mereka berdua hanya absen ketika Vietnam ditahan 0-0 oleh Singapura.
Khusus Doan Van Hau, bek kiri berusia 23 tahun ini juga kerap memancing emosi pemain lawan, sesuatu yang mesti diwaspadai Indonesia.
Selain itu, sosok gelandang Do Hung Dung juga layak diwaspadai. Do, yang selalu bermain di Piala AFF 2022, fasih berperan sebagai gelandang tengah maupun bertahan.
Di depan, Vietnam mengandalkan penyerang berpengalaman Nguyen Tien Linh, yang sejauh ini sudah melesakkan tiga gol di Piala Dunia 2022. Tien Linh memiliki kemampuan mencari ruang dan menembak yang bagus.
Karena membutuhkan kemenangan, Vietnam kemungkinan besar akan menyerang sejak awal pertandingan. Park Hang-seo diyakini meminta timnya untuk menguasai bola dan cepat menutup serangan balik Indonesia ketika mereka mempunyai momentum menyerang.
Sementara Shin Tae-yong sepertinya tetap mempertahankan komposisi tiga bek tengah yang diapit dua bek sayap kiri dan kanan. Skema ini sudah teruji dan pernah membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023, salah satunya dengan menundukkan tim kuat Kuwait di kualifikasi.
Timnas Indonesia juga tampak akan menumpukan serangan ke sisi sayap. Ini terlihat pada latihan resmi Indonesia sehari sebelum laga menghadapi Vietnam.
Pada latihan itu, bahkan para kiper dilatih untuk mendistribusikan bola dengan cepat ke sayap via umpan pendek. Pemain diminta pula untuk bertukar posisi ketika menerima umpan, mungkin demi mengelabui pemain lawan.
Dengan semua persiapan tersebut, timnas Indonesia berharap dapat memperbaiki catatan pertandingan dengan Vietnam. Berdasarkan laman 11v11.com, Indonesia dan Vietnam sudah 26 kali bertanding sejak tahun 1991. Selama itu, Indonesia menang delapan kali, kalah tujuh kali dan sisa laga lain tuntas dengan hasil imbang.
Setidak-tidaknya dalam enam tahun terakhir, Indonesia selalu kesulitan saat menghadapi Vietnam. Sejak 7 Desember 2016, Indonesia dua kali imbang dan dua kali takluk saat bersua Vietnam.
Shin Tae-yong sampai kini juga belum pernah menang atas Vietnam asuhan Park Hang-seo.
Mimpi perlu dipupuk dengan upaya dan itu tengah dilakukan timnas Indonesia. Terus menerus, dengan peluh dan air mata. Semoga menjadi nyata. (Ant)