PSSI Bisa Catatkan Sejarah Buruk Jika Liga 3 Tidak Digelar
- VIVA/Satria Zulfikar
VIVA – Sekjen Badan Pembangunan Prestasi Sepak Bola Indonesia (BAPSPI), Yudo Hadiyanto mendorong PSSI agar secepatnya menggulirkan Liga 3 Nasional musim 2022/2023.
Liga 3 merupakan jantung pembinaan usia dini. Banyak pemain-pemain muda yang muncul dari kompetisi kasta ketiga di Tanah Air itu.Â
Satu di antaranya adalah Yakob Sayuri yang sekarang jadi andalan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
Yudo mengatakan, sejumlah Asosiasi Provinsi (Asprov) juga sudah menyelesaikan kompetisi dan menghasilkan juara, seperti di Jawa Tengah, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, PSSI juga sempat menerbitkan surat bernomor 4768/UDN/3075/XII-2022 terkait putaran nasional kompetisi amatir dan usia muda.
"Jika Liga 3 zona provinsi tidak ada kelanjutan ke putaran nasioanal, ini jadi preseden buruk. Sebab, Liga 3 ini adalah kompetisi berbasis pembinaan yang juga program langsung PSSI," kata Yudo.
"Liga 3 itu bisa memberikan kontribusi dengan cara mempromosikan pemain muda ke level profesional," tambahnya.
Yudo memberikan contoh keberhasilan yang dipetik dari digulirkannya Liga 3 Nasional. Misalnya, jebolan dari kompetisi amatir itu jadi andalan klub-klub Liga 1 dan Liga 2.
"Dua klub elite Liga 1, Persebaya dan PSM Makassar bisa jadi contoh nyata dari pembinaan Liga 3," ujar Yudo.
"Mereka memaksimalkan pemain alumni Liga 3 dan kualitasnya terbukti mumpuni karena bisa bersaing menembus tim utama," tambahnya.
Untuk itu, PSSI dan jajarannya dikatakan Yudo harus mencari solusi jikapun akhirnya Liga 2 tidak bisa dilanjutkan.
"Jadi, jangan sampai PSSI nantinya kehilangan kepercayaan dari anaknya sendiri yaitu asprov," ucap Yudo.
"PSSI harus bisa memberikan tindak lanjut atas kompetisi amatir musim ini. Sebab, itu program yang sudah dibuat untuk kemajuan sepak bola Indonesia."
Jika Liga 3 Nasional musim ini tak bisa jalan, dikatakan Yudo akan menjadi sejarah buruk bagi PSSI. Itu juga bakal berdampak panjang ke depan.