Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, Aremania Persilahkan Polisi Periksa Suporter
- Viva/Lucky Aditya
VIVA Bola – Aremania menyatakan tidak membela oknum suporter yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu. Mereka mempersilahkan polisi memeriksa oknum suporter, asalkan harus dilengkapi bukti yang cukup tidak asal menetapkan pelaku pengerusakan.Â
Aremania memandang proses usut tuntas yang diinginkan oleh mayoritas suporter harus dilakukan secara obyektif. Mulai dari polisi, panitia pelaksana, hingga suporter.
Paling penting yang disuarakan Aremania adalah para eksekutor alias penembak gas air mata dan komandan yang memerintahkan harus diproses dengan seadil-adilnya.Â
"Pokoknya usut tuntas semua, harus diadili. Intinya semua harus diusut siapapun yang bersalah," kata salah satu Aremania, Ambon Fanda, Kamis, 8 Desember 2022.Â
Ambon Fanda memandang seruan usut tuntas oleh Aremania berarti semuanya harus diusut sampai tuntas. Polisi diharapkan tidak setengah-setengah dalam menangani Tragedi Kanjuruhan yang membuat 135 orang meninggal dunia dan 600 lebih terluka.Â
"Jika Aremania ada yang menyebabkan kerusakan ya monggo diadili. Kita bicara usut tuntas gak setengah. Habisi semuanya yang terlibat dalam kerusuhan itu harus sikat habis. Tidak ada yang dipilah-pilah, Aremania tidak akan melindungi siapapun yang bersalah," ujar Ambon Fanda.
Aremania kembali turun ke jalan menyuarakan tuntutan atas Tragedi Kanjuruhan yang merengut 135 orang dan membuat 600 lebih suporter terluka. Salah satu titik aksi yang mereka tuju adalah simpang 4 Karanglo atau depan Exit Tol Malang, pada Kamis, 8 Desember 2022.Â
Di tempat ini hampir satu jam Aremania melakukan blokade jalan. Arus dari arah Surabaya menuju Malang atau sebaliknya mereka tutup. Bahkan akses masuk dan keluar pintu tol Singosari juga diblokade.Â
Tetapi hal itu tidak berlaku bagi ambulans. Pantauan di lapangan dua mobil ambulans justru dibukakan jalan oleh Aremania. Satu ambulans menuju Tol Singosari dan satu ambulans melaju menyusuri underpass Karanglo. Aksi simpatik ini menuai pujian dari masyarakat sekitar.Â
Mereka sengaja memblokade jalan dengan tujuan agar aksi mereka menarik perhatian pemerintah. Sebab, sudah dua bulan pasca Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 silam. Kasunya dianggap masih jalan ditempat dan tidak ada perkembangan yang berarti.Â