Kritis 16 Hari, Andi Setiawan Korban ke-133 Tragedi Kanjuruhan

Jenazah Aremania bernama Andi Setiawan korban Tragedi Kanjuruhan
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA Bola – Jumlah korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan terus bertambah. Kini jumlah korban meninggal dunia menjadi 133 jiwa. Kabar duka ini datang setelah seorang Aremania bernama Andi Setiawan warga Jalan Kolonel Sugiono atau Mergosono, Kota Malang.

Anggota KPPS Meninggal Dunia Saat Bertugas di Jakarta Utara

Dia sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang sejak Minggu, 2 Oktober 2022 dini hari atau pasca tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam. Korban dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 18 Oktober 2022 pukul 13.20 WIB.

"Seperti yang kita ketahui bersama ada satu lagi korban Kanjuruhan yang kami rawat kami perbaiki kondisinya tapi ada penurunan kondisi dan kami nyatakan meninggal dunia pukul 13.20 WIB," kata Dirut RSSA dr Kohar Hari Santoso.

Anggota Linmas TPS di Banda Aceh Meninggal Usai Angkat Kotak Suara

Sudut Stadion Kanjuruhan pasca Tragedi Kanjuruhan.

Photo :
  • VIVA/ Lucky Aditya.

Salah satu tim spesialis anastesi dan terapi intensif RSSA dr Eko Nofiyanto mengatakan, bahwa pasien datang ke RSSA dengan kondisi sangat kritis. Saat itu pasien mengalami penurunan kesadaran dengan beberapa cedera dibeberapa bagian tubuh.

Profil Cawabup Kabupaten Ciamis Yana Diana Putra yang Meninggal Dunia

"Ada beberapa cedera di beberapa tempat multi trauma ada memar di paru kemudian patah tulang di tulang iga. Dan di tulang paha sebelah kanan. Dari kondisi tersebut maka kita lakukan tindakan. Kita rawat di ICU secara intensif. Kita awasi dan observasi secara menyeluruh kondisinya.  Namun memang selama 16 hari ini, kita pantau terus tidak stabil. Kondisi kritis dan dari keparahannya tersebut pukul 13.20 dinyatakan wafat," ujar Eko.

Eko menuturkan, sejak awal pasien dengan kondisi kritis termasuk mendiang Andi langsung di tempatkan di ICU. Sampai dinyatakan meninggal dunia mendiang Andi juga masih di ICU. Eko mengungkapkan sejak tiba di RSSA sampai ajal menjemput Andi tetap dirawat di ICU selama 16 hari.

"Melihat dari multi trauma ada patah tulang iga dan patah tulang yang lainnya. Kemungkinan karena trauma. Kita sudah berikan alat bantu nafas ventilator. Itu untuk menjamin suplai oksigen pada pasien tersebut. Akibat dari cedera paruhnya. Selain tindakan diagnostik untuk mengetahui kondisi dan sebab dan sebagainya," tutur Eko.

Eko menyebut, tim medis di RSSA belum melakukan tindakan operasi pada pasien karena kondisinya yang masih kritis. Dengan kondisi pasien yang tidak stabil maka tindakan operasi belum bisa dilakukan.

"Saat pasien kita rawat kondisinya belum stabil jadi tidak mungkin melakukan operasi tapi kita lakukan penanganan trauma diberikan tindakan agar tidak menambah parah," kata Eko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya