Jokowi dan Presiden FIFA Bakal Kaji Ulang Stakeholder Sepakbola, Sindir PSSI?

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino
Sumber :
  • ANTARA/Gilang Galiartha

VIVA – Terdapat beberapa kesepakatan yang terjadi usai pertemuan antara Presiden RI, Joko Widodo dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Istana Merdeka, Jakarta, siang tadi, Selasa 18 Oktober 2022.

Warisan Terakhir Jokowi ke Prabowo, Ekonomi Indonesia Kuartal III-2024 Tumbuh 4,95 Persen

Salah satunya adalah Jokowi dan Infantino sepakat untuk mengkaji ulang stakeholder atau pemangku kepentingan di sepakbola Indonesia.

"Kami juga secara bersama-sama mengkaji ulang para pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia," kata Jokowi.

DPR Minta PSSI Perhatikan Pemain Lokal di Daerah 3T: Mereka Punya Fisik dan Mental Kuat

"Pemerintah bersama dengan FIFA ingin memastikan proses transformasi sepakbola Indonesia berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan," sambungnya.

Jika ditelaah, stakeholder sepakbola Indonesia, bisa disematkan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Demi Piala Dunia 2026, PSSI Dapat Dukungan Penuh untuk Naturalisasi Timnas Indonesia

Hal ini tentunya membuat federasi yang dipimpin Mochamad Iriawan itu semakin disorot. Pasalnya, sebelum pertemuan antara Infantino dengan Jokowi, 

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD sudah merilis hasil investigasi. 

Setidaknya ada delapan kesalahan PSSI dalam tragedi yang menewaskan 133 orang tersebut selepas laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya.

Sejalan dengan itu, TGIPF pun merekomendasikan agar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule dan pengurus PSSI mundur.

"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang," tulis laporan yang didapat VIVA.

"Di mana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang," sambung laporan tersebut.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya