Jokowi dan Presiden FIFA Bakal Kaji Ulang Stakeholder Sepakbola, Sindir PSSI?

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino
Sumber :
  • ANTARA/Gilang Galiartha

VIVA – Terdapat beberapa kesepakatan yang terjadi usai pertemuan antara Presiden RI, Joko Widodo dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Istana Merdeka, Jakarta, siang tadi, Selasa 18 Oktober 2022.

Heboh! Dari Pengembalian Aset Helena Lim hingga Nominasi Jokowi sebagai Tokoh Korup 2024

Salah satunya adalah Jokowi dan Infantino sepakat untuk mengkaji ulang stakeholder atau pemangku kepentingan di sepakbola Indonesia.

"Kami juga secara bersama-sama mengkaji ulang para pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia," kata Jokowi.

Jokowi Rayakan Malam Tahun Baru Perdana Usai Pensiun. Nonton Kembang Api Bersama Ribuan Warga Solo

"Pemerintah bersama dengan FIFA ingin memastikan proses transformasi sepakbola Indonesia berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan," sambungnya.

Jika ditelaah, stakeholder sepakbola Indonesia, bisa disematkan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Sosok yang Disebut Pelatih Utama Timnas Indonesia oleh Shin Tae-yong Buka Suara

Hal ini tentunya membuat federasi yang dipimpin Mochamad Iriawan itu semakin disorot. Pasalnya, sebelum pertemuan antara Infantino dengan Jokowi, 

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD sudah merilis hasil investigasi. 

Setidaknya ada delapan kesalahan PSSI dalam tragedi yang menewaskan 133 orang tersebut selepas laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya.

Sejalan dengan itu, TGIPF pun merekomendasikan agar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule dan pengurus PSSI mundur.

"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang," tulis laporan yang didapat VIVA.

"Di mana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang," sambung laporan tersebut.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya