Iwan Bule Menghindar dari Kejaran Wartawan Usai Rapat dengan TGIPF

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Iwan Bule
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Bola – Ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan, memenuhi panggilan rapat koordinasi dengan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan, pada Selasa 11 Oktober 2022, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Puasat. 

Gempar, Mantan Pemain Timnas Indonesia Ditangkap Polisi Akibat Edarkan Obat Terlarang, Hukumannya...

Selepas menjalankannya rapat itu, Iriawan menghindar dari kejaran wartawan yang sudah menunggunya. 

Iriawan menjadi salah satu pihak yang dipanggil terkait Tragedi Kanjuruhan. Dalam jadwal pemanggilan, Iwan Bule, sapaannya, dipanggil TGIPF untuk memberikan keterangan di Ruang Bima Kemenko Polhukam. 

Hasil Survei: 71,5 Persen Warga Dukung Naturalisasi Timnas Indonesia

Dia didampingi para staf PSSI ikut dan tiba di Kemenko Polhukam, sekitar pukul 11.15 WIB. Kemudian PSSI keluar dari ruangan seusai memberikan keterangan pada sekitar pukul 15.10 WIB. 

Namun, tak ada Iwan Bule sebagai perwakilan PSSI yang memberikan keterangan setelah menjalani panggilan TGIPF. Malah Sekjen PSSI, Yunus Nusi dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Ahmad Riyadh yang juga bertindak sebagai juru bicara federasi.

Pengamat: Kepuasan ke Erick Thohir Tinggi karena Prestasi Timnas Indonesia dan Terobosannya

Iwan Bule dilaporkan keluar lewat pintu belakang untuk langsung menaiki mobil pribadinya. Dia tampak meninggalkan Kemenko Polhukam ketika Yunus Nusi dan Ahmad Riyadh memberikan keterangan seusai PSSI rapat koordinasi dengan TGIPF.

Yunus Nusi ataupun Ahmad Riyadh tak menjelaskan alasan Iwan Bule langsung pergi. Ahmad Riyadh juga hanya menjelaskan pembahasan antara PSSI dan TGIPF.

"Banyak masukan-masukan untuk kami, konfirmasi apa yang sudah dilakukan PSSI dari perencanaan pertandingan sampai terjadinya tragedi Kanjuruhan," kata Riyadh. 

"Lalu, ada masukan banyak. Ke depannya nanti akan ada 5 rumusan untuk perbaikan ke depannya yang akan dikoordinasikan oleh tim Kepolisian dan FIFA," sambungnya. 

Lebih lanjut, Riyadh menjelaskan, pembahasan PSSI dengan TGIPF fokus pada teknis penyelenggaraan pertandingan dengan aman. Tragedi Kanjuruhan diharapkan menjadi peristiwa terakhir yang memakan korban jiwa dalam sepakbola Indonesia.

Hal ini sesuai dengan perintah Presiden RI Joko Widodo yang meminta dilakukannya evaluasi menyeluruh. Sepakbola Indonesia harus bisa dilaksanakan dengan menjamin keselamatan penonton.

"Ada dari legalitas, sampai laporan matchcom diserahkan ke tim untuk dievaluasi apa yang kurang dan dibenahi. Kami yakin tidak ada yang sempurna, PSSI tidak sempurna," ujar Riyadh.

"Pasti kami memerlukan masukan, perlu usulan dari seluruh lapisan masyarakat. Tokoh-tokoh sudah berkumpul semua dan kami berharap ke depannya bisa lebih baik," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya