5 Tindakan Rasis dan Bully yang Menimpa Sepakbola Indonesia

Ilustrasi tolak rasisme
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

VIVA Bola - Sering terjadi di dunia sepakbola hal-hal yang sangat mengecewakan pemain maupun pelatih, seperti kasus bully atau pun perlakukan rasis kepada para pemain, namun yang paling miris lagi perlakukan tidak tak terpuji itu datang dari suporternya sendiri.

Tentunya banyak tindakan-tindakan rasisme yang tak terpuji. Namun yang paling banyak dilakukan melalui perkataan atau pesan-pesan melalui media sosial sang pemain atau pelatih. Bentuk rasisme yang sering dilaksanakan adalah menyinggung Ras pemain tertentu.

Padahal sebelum pertandingan para panitia sepakbola maupun para pemain selalu mengkampanyekan dengan berbentuk banner 'Say No To Racism'. Meskipun sudah dikampanyekan, akan tetapi masih ada oknum-oknum pendukung tertentu melontarkan kata-kata yang tak terpuji.

Berikut beberapa tindakan rasis dan bully yang menimpa sepakbola Indonesia, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Rivaldo Wally dan Ardiles Rumbiak

Tindakan rasis yang dialami oleh Rivaldo Wally sebagai pemain dan Ardiles Rumbiak sebagai pelatih di Belitong FC. Ketika keduanya sedang menghadapi Persikota Tangerang dalam babak 32 besar di Liga 3.

Keduanya mendapatkan kata-kata yang tak pantas dengan menyebutkan salah satu hewan dari para pemain baku cadangan Persikota dan para suporternya. Setelah pertandingan berakhir keduanya pun mengatakan dalam jumpa persnya, kami bukan hewan yang seperti anda sebutkan tadi, kami orang Indonesia, kami orang Papua, stop rasis.

Robot Penyedot Debu Berubah Jadi Monster

2. Patrich Wanggai

Bomber PSM Makassar, Patrich Wanggai.

Photo :
  • instagram.com/psm_makassar

Curhatan Ahmad Syaikhu karena Depok Sering di-Bully

Patrich Wanggai mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ketika membela PSM Makassar, saat itu PSM berhadapan dengan Persija Jakarta dalam pertandingan Piala Menpora. Di mana PSM Makassar meraih kemenangan 2-0 atas tim Ibu Kota tersebut.

Namun yang sangat disesali, setelah pertandingan berakhir, kolom komentar dari instagram Patrick Wangai dipenuhi dengan komentar yang tidak tidak terpuji oleh oknum yang tak bertanggung jawab.

Ridwan Kamil Haramkan Pendukungnya Mem-bully Paslon Lain di Pilkada Jakarta

3. Robert Rene Alberts

Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts.

Photo :
  • VIVA/Dede Idrus

Buntut dari hasil yang kurang memuaskan yang diterima oleh Persib Bandung dan gagal lolos ke babak selanjutnya di Piala Presiden, membuat para Oknum Bobotoh menyampaikan pesan yang tak terpuji di akun Instagram Robert Rene Albert.

Hal itu diterima saat Persib Bandung dikalahkan oleh PSS Sleman lewat dengan adu penalti dengan skor 2-4. Atas tersingkirnya Persib Bandung dari perempat final Piala Presiden membuat salah satu oknum Bobotoh melakukan tindakan yang tak terpuji.

Atas kejadian itu Robert Rene Albert langsung bergerak cepat dan mencari pelaku. Namun setelah Pelatih asal Belanda tersebut bertemu dengan pelaku dan meminta maaf, akhirnya kasusnya sudah selesai.

4. Hamka Hamzah

Manajer Rans Cilegon FC, Hamka Hamzah.

Photo :
  • Instagram: Rans Cilegon FC

Hal yang tidak menyenangkan juga dialami qoleh mantan kapten Timnas Indonesia, Hamka Hamzah. Saat itu Hamka sedang melakukan live di media sosial Instagram, mudian yang yang menyampaikan komen yang kurang terpuji dengan mengatakan.
"**g muke lo **g" tulis komentar dalam live Instagram Hamka Hamzah.

Atas tindakan tersebut. Hamka Hamzah tidak terima dan langsung menegur. Ketika ditegur masih melakukan tidak yang terpuji. akhirnya Hamka Hamzah mengupload isi percakapannya dengan oknum tersebut dengan memberikan keterangan.

"Yang begini ini harus dikasih jera tidak ada ampun buatmu @irfanipongg @divisihumaspolri." tulis Hamka Hamzah.

5. Lerby Eliandry

Bomber Bali United, Lerby Eliandry

Photo :
  • Situs Bali United

Lerby Eliandry sekarang memperkuat Bali United. Hal yang tidak mengenakan itu ketika Lerby Eliandry dipanggil oleh Timnas Indonesia untuk mempersiapkan ajang Piala AFF 2016 lalu.

Banyak pendukung Indonesia yang tidak puas dengan penampilan dari pemain 30 tahun tersebut karena belum mampu mencetak satu gol pun dalam ajang tersebut, sehingga ia mendapatkan kritikan dari berbagai pihak.

Sebagai suporter Indonesia mengatakan bahwa ia tidak layak membela Timnas Indonesia. Atas kerusakan tersebut Lerby Eliandry memberikan tanggapan tegas bahwa itu bukan kritikan melainkan tindakan bully.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya