Ada Sebelum Liga, Ini 5 Klub Galatama yang Masih Eksis
- instagram.com/aremafcofficial
VIVA – Dunia sepak Bola Indonesia sebelum melakukan transformasi dalam bentuk liga sempat hadir kompetisi sepak bola elite bernama Liga Sepak Bola Utama atau Klub Galatama.
Kompetisi ini bisa dikategorikan ke dalam liga sepak bola semi profesional pertama yang ada di Indonesia dengan naungan di bawah PSSI. Galatama merupakan kompetisi yang berbeda dengan kompetisi sepak bola yang sudah ada terlebih dahulu dikenal dengan nama Kejuaraan Nasional Perserikatan.
Galatama memulai musim pertamanya pada 1979 dengan memperbolehkan pemain asing, namun pada musim kompetisi 1982 aturan tersebut tidak berlaku lagi. Pencabutan aturan tersebut membuat pamor Galatama menurun dan diterka isu korupsi di dalamnya.
Galatama akhirnya pada tahun 1994 ditinggal oleh penonton dan bahkan klub-klun sepak bola yang bergabung sebelumnya perlahan mengundurkan diri dan selanjutnya Galatama dan Perserikatan digaungkan menjadi Liga Indonesia.
Lalu Klub Bola Galatama apa saja yang masih eksis hingga saat ini, Viva mengutip informasi dari laman Bola.com sebagai berikut:
5. Mitra Kukar
Mitra Kukar merupakan nama baru dari Niac Mitra, klub yang pernah eksis di Galatama. Niac Mitra terbentuk pada 1979 dan bermarkas di Surabaya.
Niac Mitra kemudian berganti nama menjadi Mitra Surabaya pada 1993. Kemudian Mitra Surabaya hijrah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah setelah turun kasta dan berganti nama menjadi Mitra Kalteng Putra pada 1999.
Mitra Kalteng Putra kemudian berganti nama lagi menjadi Mitra Kukar pada 2003. Hal itu terjadi setelah klub tersebut diakusisi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara hingga sekarang.
4. Barito Putera
Barito Putera merupakan klub alumni Galatama yang masih eksis sampai saat ini. Klub kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan itu lahir pada 21 April 1988.
Pencapaian tertinggi Barito Putera terjadi pada musim 1992, di mana mereka sukses finis di posisi ketiga. Meskipun tak pernah juara, Barito Putera kerap menjadi tim Kuda Hitam yang sering menjadi batu sandungan klub elite.
Pada musim 2008-2009, Barito Putera berhasil menjadi juara Divisi Utama. Gelar tersebut membuat Barito Putera kembali tampil di kompetisi elite Indonesia.
Sampai saat ini, Barito Putera masih konsisten tampil di Liga 1 sebagai kompetisi elite Indonesia. Namun, tetap saja Barito Putera belum mampu menghadirkan prestasi terbaik.
3. Semen Padang
Semen Padang merupakan klub era Galatama yang sampai saat ini masih setia tampil di kompetisi sepak bola Indonesia. Klub asal Sumatra Barat itu terbentuk pada 30 November 1980.
Dari segi pendanaan, Semen Padang termasuk stabil karena ditopang BUMN yakni PT Semen Padang. Pencapaian terbaik Semen Padang adalah juara Galatama 1 pada 1982.
Pada 2011-2012, Semen Padang sempat menjadi juara di Liga Primer Indonesia. Gelar ini merupakan pencapaian tertinggi yang pernah diraih Semen Padang.
2. Madura United
Madura United sejatinya merupakan klub baru yang tak mungkin pernah tampil di Galatama. Namun, jika ditarik sejarah Madura United memiliki DNA dari Pelita Jaya, klub yang pernah menjadi penguasa Galatama.
Kiprah Pelita Jaya di sepak bola Indonesia dimulai pada 1988 ketika disokong pengusaha kawakan, Nirwan Dermawan Bakrie. Kuatnya pendanaan yang dimiliki membuat Pelita Jaya berhasil menjadi klub yang disegani ketika itu.
Setelah kompetisi Indonesia berganti nama, Pelita Jaya terus mendatangkan pemain berkualitas. Bahkan, ada yang merupakan alumni Piala Dunia semisal Roger Milla (Kamerun), Mario Kempes (Argentina), hingga Dejan Glusevic (Montenegro).
1. Arema FC
Arema FC merupakan klub era Galatama yang punya basis suporter terbanyak. Ketika itu, Arema FC masih menggunakan nama Arema Malang.
Pada era Galatama, sukses jadi kampiun pada musim 1992-1993. Saat kompetisi berganti bentuk menjadi Liga Indonesia, Arema pun tetap bisa eksis. Walau belum pernah juara, Arema tercatat enam kali masuk 8 besar Liga Indonesia (1999-20000, 2001, 2002, 2005, 2006, dan 2007).
Arema kemudian sukses meraih dua gelar Piala Indonesia edisi 2005-2006. Kemudian saat dualisme PSSI, Arema terbelah menjadi dua.