Arema FC VS PSIS Dihadiri Penonton, Jangan Lupa Protokol Kesehatan
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menilai laga uji coba Arema FC kontra PSIS Semarang yang digelar dengan dihadiri suporter sebagai langkah yang bagus. Laga ini digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Minggu, 22 Mei 2022.
"Ya itu bagus, berarti ini sesuai kebijakan bertahap yang sudah disampaikan oleh langsung Presiden (Joko Widodo). Sebenarnya kita ini sudah transisi dari pandemi menuju endemi. Bahkan saya sudah sampaikan de facto kita ini sudah endemi," kata Muhadjir di Malang.
Laga ini cukup istimewa sebab setelah 2 tahun pandemi akhirnya suporter untuk pertama kalinya diperbolehkan hadir ke stadion. Selain membeli tiket, kewajiban lainnya adalah semua suporter yang masuk ke stadion sudah divaksin dan taat protokol kesehatan. Panpel juga hanya mencetak 30 ribu tiket saja dari total 45 ribu kapasitas stadion.
"Jadi saya kira nanti akan semakin diperlonggar. Tetapi perlu diingat setiap pelonggaran yang ditetapkan pemerintah adalah tolak ukur jadi akan segera dikaji nanti. Bagaimana feed back terutama terkait pandemi. Kalau nanti ternyata menimbulkan resiko terjadi kasus yang eksponesial yang kita terpaksa atret ke belakang lagi," ujar Muhadjir.
Muhadjir menuturkan, jika uji coba ini sukses. Kemungkinan besar Liga 1 atau even olahraga lainnya akan kembali diperbolehkan dihadiri suporter. Tetapi Menko PMK juga mengajak semua pecinta sepak bola tanah air untuk tetap disiplin protokol kesehatan pencegahan COVID-19 termasuk mengikuti vaksinasi booster.
"Karena itu saya mohon setiap even, termasuk pertandingan sepak bola. Walupun sudah diperbolehkan hadir secara terbuka mohon protokol kesehatan terutama memakai masker diperhatikan untuk siapapun termasuk ketentuan booster dan seterusnya," tutur Muhadjir.
Laga ini akan dihadiri oleh kedua kelompok suporter masing-masing Aremania pendukung Arema FC dan Panser Biru pendukung PSIS. Alasan Menko PMK mengimbau tetap tertib protokol kesehatan karena meski kasus COVID-19 melandai resiko penularan masih tetap ada.
"Karena kita tahu bahwa kita masih punya resiko dengan COVID-19 ini disamping masih ada varian baru di Afrika Utara. Kita juga masih tetangga yang statusnya lockdown yaitu Shanghai China dan Korea Selatan," kata Muhadjir.