Liga 1 Musim Depan Tanpa Tim dari Ujung Barat dan Timur Indonesia
- Instagram/@persipurapapua1963
VIVA – Kompetisi Liga 1 2021/2022, sebuah gelaran sepak bola yang panjang dan melelahkan musim ini resmi berakhir pada 31 Maret 2022, ditutup dengan laga Persik Kediri versus Bali United.
Bali United tampil sebagai pemenang kompetisi musim ini dengan raihan 75 poin menyingkirkan 17 klub dengan selisih poin yang jauh.
Persib Bandung yang menempati "runner up" hanya mampu mengumpulkan 69 poin, sementara Bhayangkara FC sebagai juara ketiga juga cuma mengoleksi 66 poin.
Sebenarnya, Serdadu Tridatu sudah mendapatkan kepastian meraih juara sejak sebelum dua laga terakhir, yakni kontra Persebaya Surabaya dan Persik Kediri.
Bahkan, meski Bali United babak belur dihajar Persebaya 3-0 pada Jumat (25/3) lalu, skuad asuhan Stefano Cugurra alias Teco itu sudah dipastikan menang. Bali United tertolong dengan hasil imbang Persib Bandung kontra Persik di hari yang sama sehingga Pangeran Biru tak mungkin lagi mengejar perolehan poin sang juara di laga yang masih tersisa.
Bali United telah mengumpulkan 72 poin dari 32 pertandingan, sedangkan Persib mencatatkan 68 poin dari 33 laga sehingga jelas tak mungkin terkejar secara perolehan poin.
Beruntung, Bali United menutup laga pamungkas kontra Persik di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (31/3) malam dengan hasil manis, yakni menang 3-1.
Satu gol Persik itu pun sebenarnya tercipta karena kesalahan bek Bali United I Made Andhika Pradana Wijaya sehingga menggagalkan upaya sang juara menggunduli lawan di laga terakhir.
Dengan kemenangan pada musim ini, Bali United mencatatkan dua kali berturut-turut tampil sebagai kampiun kompetisi Liga 1, yakni pada 2019 dan 2021/2022.
Yang lebih spektakuler, Teco yang mengarsiteki Bali United tercatat sudah tiga kali berturut-turut membawa timnya menjuarai kompetisi Liga 1, karena tim yang dibesutnya sebelumnya, yakni Persija Jakarta tampil sebagai juara Liga 1 2018.
Persiraja terdepak pertama
Di balik pesta juara, ternyata ada tiga klub di klasemen terbawah yang harus tersingkir dari Liga 1 musim depan, yakni Persiraja Banda Aceh, Persela Lamongan, dan Persipura Jayapura.
Persiraja dari ujung barat Indonesia harus mengaku kalah sejak pekan ke-30 setelah Barito Putera bermain imbang 3-3 dengan Madura United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Rabu (9/3) lalu.
Raihan satu poin yang didapat Barito Putera itu otomatis membuat Persiraja harus bergeser ke Liga 2 musim karena masih terjebak di dasar klasemen atau peringkat ke-18 dengan raihan 13 poin.
Dengan lima laga tersisa saat itu, Persiraja maksimal juga hanya bisa meraup total 28 poin meski mampu menyapu bersih semua pertandingan.
Persiraja yang menjadi satu-satunya wakil dari Pulau Sumatera tak bisa mempertahankan posisi di kasta tertinggi meski sudah berganti pelatih dari Hendri Susilo kepada juru racik asal Brazil, Sergio Alexandre hingga akhir kompetisi.
Laskar Rencong juga sudah mentransformasi pemain dengan merekrut enam pemain jebolan sepak bola PON Provinsi Aceh saat meraih medali perak di PON Papua 2021.
Langkah itu dilakukan Persiraja setelah mendepak 10 pemainnya, yakni Zamzami, M. Isa, Supriadi, M. Nadhif, Redi Rusmawan, Husnuzhon, Al Fasyimi, M. Robby, serta dua legiun asing, yakni Shori Murata (Jepang) dan Vanja Markovic (Serbia).
Giliran berikutnya, Persela Lamongan menyusul terdegradasi ke Liga 2 musim depan setelah Barito Putera mengamankan kemenangan dengan skor 2-0 atas Persik Kediri, Sabtu (19/3) lalu.
Persela sejatinya baru bermain pada Minggu (20/3) menghadapi Bhayangkara FC, tetapi tidak bisa mengejar raihan poin dari Laskar Antasari yang telah mengumpulkan 32 poin dari 32 pertandingan dan berada di posisi ke-15.
Laskar Joko Tingkir yang saat itu berada di posisi ke-17 klasemen baru menorehkan 21 poin dengan sisa tiga pertandingan sehingga tidak mampu mengejar Barito Putera yang sudah berada di posisi aman.
Terdegradasinya Persela mengakhiri perjalanan tim kebanggaan masyarakat Lamongan tersebut di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dalam 18 tahun terakhir.
Persipura turun kasta
Di ujung timur, Persipura akhirnya juga harus terdegradasi pada pekan terakhir Liga 1 2021/2022 meski menang 3-0 atas Persita Tangerang pada pekan ke-32 Liga 1 di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Bali, Kamis (31/3) lalu.
Kemenangan itu tidak cukup bagi tim Mutiara Hitam karena dua pesaing mereka, yakni Barito Putera dan PSS Sleman di saat bersamaan meraih hasil yang dibutuhkan untuk bertahan di Liga 1.
Persipura akhirnya menyusul Persiraja dan Persela, dua tim yang sudah terdepak lebih dulu karena tak bisa meraup cukup poin untuk mengamankan posisinya di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Turun kasta jelas sangat menyakitkan bagi Persipura, apalagi sebelumnya mereka harus dikurangi tiga poin oleh Komite Disiplin PSSI akibat tidak datang ke laga tunda pekan ke-22, 21 Februari lalu, melawan Madura United.
Tim asuhan Angel Alfredo Vera itu tidak datang karena beralasan banyak pemainnya yang positif COVID-19, sementara PT Liga Indonesia Baru (LIB) mensyaratkan minimal 14 pemain harus negatif COVID-19 untuk bisa bertanding.
Dari pemeriksaan kesehatan jelang laga menunjukkan bahwa jumlah pemain Persipura yang negatif COVID-19 ternyata melebihi 14 orang dan bisa memainkan pertandingan. Akibat dianggap mangkir dari laga, Persipura pun harus diganjar hukuman berupa kalah walkover (WO), pengurangan tiga poin, serta denda Rp250 juta.
Upaya Persipura untuk mengajukan banding ke Komisi Banding PSSI pun ditolak, namun banding untuk Manajer Persipura Arvydas Ridwan Madubun diterima.
Sosok yang karib disapa Bento Madubun itu sebelumnya diganjar hukuman larangan beraktivitas dalam sepak bola selama 12 bulan dan denda Rp50 juta.
Barangkali, lain cerita jika Persipura tak mangkir saat itu. Tetapi, nasi toh sudah menjadi bubur. Yang terpenting sekarang adalah membenahi tim agar bisa meraih hasil terbaik di Liga 2 musim depan sehingga bisa kembali ke Liga 1.
Olahraga pun bukan melulu soal menang atau kalah, tetapi bagaimana merawat sportivitas, kejujuran, kesehatan, dan menjaga semangat, termasuk bagaimana menyikapi kekalahan maupun kemenangan meski kompetisi musim ini sudah usai. (Ant)