Lika-liku Liga 1 Hingga Timnas Indonesia yang Memukau

Pemain Timnas Indonesia merayakan gol ke gawang Laos
Sumber :
  • pssi.org

VIVA – Sepakbola Indonesia sepanjang 2021 kerap kali memunculkan berita hangat. Semua ini diawali dengan kick-off Liga 1 yang tak kunjung menemui kepastian. Lebih dari sekali, rancangan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) bersama PSSI terbentur izin dari pihak kepolisian.

FC Utrecht Datangkan Pemain Keturunan Depok, Calon Pemain Timnas Indonesia Ole Romeny Terancam

Dihentikan sejak Maret 2020, Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tidak lagi ada kepastian dimulai kembali sampai berganti tahun. PT LIB dan PSSI sempat memunculkan rencana menghidupkan kembali sepakbola nasional pada 2021, tapi kemudian mereka dihadapkan ketidakjelasan izin polisi karena pandemi COVID-19 masih tinggi penyebarannya.

Para pelaku sepakbola memiliki sinyal bagus pada Februari 2021. Mereka tampil dalam turnamen pramusim bertajuk Piala Menpora. Izin dari kepolisian dikantongi. Momennya bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung yang memberikannya kepada Menpora Zainudin Amali.

Mantan Pemain Ajax Berharap Dipanggil Shin Tae-yong untuk Bela Timnas Indonesia

"Kami memberikan izin terkait penyelenggaraan turnamen prakompetisi (untuk Liga 1 dan Liga 2), tentunya kita akan lihat apakah penyelenggaraan tersebut bisa dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat penegakan protokol kesehatan COVID-19)," kata Listyo Sigit.

Izin turnamen pramusim itu jadi angin segar bagi PT LIB dan PSSI. Sembari menjalankan Piala Menpora agar berjalan sesuai protokol kesehatan yang ketat, mereka merancang jadwal kompetisi untuk Juni 2021. Tapi apa daya, penyebaran COVID-19 kembali melonjak, dan mereka harus menerima kenyataan izin kepolisian tidak terbit.

Shin Tae-yong dan Misi Korean Wave

Menpora yang ikut turun tangan juga tak bisa berbuat apa-apa. Kebijakan pemerintah pusat sudah jelas. Utamakan penghentian penularan COVID-19 dan menepikan hal-hal yang berpotensi merusak tujuan tersebut. Pengajuan izin dari PT LIB kepada Polri diubah lagi menjadi 20 Agustus 2021 disertai dengan jadwal dan format pertandingan yang lengkap, namun Polri tak lantas memberi kejelasan.

Penyerahan rekomendasi izin penyelenggaraan Liga 1 dari Kapolri ke Menpora

Photo :
  • Kemenpora

"Belum, (izin) belum (terbit). Kita Polri prinsipnya menunggu konfirmasi dari Satgas COVID-19. Kan harus ada rekomendasi pelaksanaan di sana," kata Asops Kapolri, Irjen Imam Sugianto saat dihubungi wartawan pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Melihat situasi yang tak menentu, akhirnya Menpora kembali turun tangan. Dia membantu PSSI untuk melakukan lobi kepada Polri dan sejumlah pihak terkait. Hasil positif didapat, izin Liga 1 dari Polri turun dan kick-off bisa dilakukan pada 27 Agustus 2021. Semua yang menanti kejelasan akhirnya bisa menarik nafas lega. Penantian panjang itu terjawab.

"Tentu kami akan menggelar kompetisi dengan protokol kesehatan yang ketat, tidak ada penonton yang hadir di stadion, dan semua pihak yang terlibat di stadion saat pertandingan sudah menjalani proses vaksinasi. Kepercayaaan dari pemerintah akan kami jaga dan kerjakan dengan maksimal. Semoga kompetisi Liga 1 2021-2022 berjalan lancar, aman dan sukses nantinya," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.

Dirusak Pengaturan Skor

Sepakbola nasional diguncang isu pengaturan skor di tengah perjalanannya pada 2021. Ini dimulai dari manajemen Perserang Serang yang mengetahui ada pemainnya yang terlibat pengaturan skor di Liga 2. Mereka memutus kontrak para pemain yang terlibat, termasuk juga Putut Widjanarko sebagai pelatih.

Para pemain tersebut kemudian dinyatakan bersalah setelah melalui sidang Komite Disiplin PSSI dan mendapatkan sanksi tegas. Sedangkan Putut membantah jika dianggap terlibat akan adanya pengaturan skor, justru dia mengaku mundur karena kecewa dengan hasil pertandingan negatif.

Ilustrasi pengaturan skor

Photo :
  • arysports

"Saya mundur karena hasil (pertandingan) kurang maksimal di dua laga terakhir, bukan karena saya ikut dalam pengaturan skor," kata Putut Widjanarko. "Saya tahu info itu beberapa hari sebelum lawan Badak Lampung. Tetapi ternyata pemain sudah mulai bermain curang sejak lawan Rans Cilegon FC."

Setelah isu pengaturan skor di Liga 2 bisa diatasi, muncul lagi masalah yang sama di Liga 3 zona Jawa Timur Gresik Putra melakukan pemecatan kepada dua pemain dan satu ofisial. Mereka dianggap terlibat dalam skandal ini tidak cuma untuk satu pertandingan.

Total ada empat orang yang dijatuhi sanksi oleh Komite Disiplin Asprov PSSI Jatim untuk masalah tersebut. Mereka ketahuan melakukan pengaturan skor untuk kepentingan perjudian daring. Menariknya, ada satu nama lagi, yakni Bambang Suryo. Pria yang selalu muncul dalam setiap kasus mafia bola dengan mendaku sebagai whistle blower.

Bambang Suryo dikenal sebagai mantan runner mafia bola. Dia mengaku sudah tobat dan ingin membantu pihak yang ingin menghentikan kasus pengaturan skor dalam sepakbola Indonesia. Tapi pada kasus di Liga 3 zona Jatim, dia rupanya terlibat. Tapi dia tak bisa dijatuhi sanksi karena sudah bukan bagian dari football family.

Bambang Suryo pernah dijatuhi larangan berkecimpung dalam sepakbola nasional selama seumur hidup pada 2018 lalu. Tapi, Komdis Asprov Jatim tak berdiam diri, sang whistle blower gadungan itu dilaporkan ke polisi agar bisa ditindaklanjuti proses hukumnya.

"Bambang Suryo telah dihukum seumur hidup oleh PSSI pada 2018 sehingga ia tidak dapat kita sentuh sebab bukan dari football family. Jadi kami serahkan sepenuhnya ke kepolisian," kata Ketua Komdis Asprov PSSI Jatim, Samiadji Makin Rahmat.

Timnas Indonesia

Photo :
  • pssi

Skuad Garuda yang Memukau

Timnas Indonesia menelan kekalahan pahit di leg pertama final Piala AFF 2020 menghadapi Thailand. Kalah empat gol tanpa balas harus dialami Skuad Garuda dalam pertandingan yang berlangsung di National Stadium, Rabu malam WIB 29 Desember 2021. Ini jadi kekalahan pertama mereka di Piala AFF 2020.

Kekalahan telah seperti ini tentu saja membuat asa publik untuk melihat Indonesia menjadi juara Piala AFF pertama kalinya sepanjang sejarah jadi meredup. Defisit empat gol sulit dikejar, terlebih harus bermain melawan tim dengan kualitas seperti Thailand. Tapi, pelatih Shin Tae-yong tak mau larut dengan anggapan seperti itu.

"Mungkin terlihat mustahil mengejar 0-4. Tapi bola itu bundar. Jika kita kerja keras sampai akhir, dan kita harus melakukannya untuk suporter Indonesia, kami mencoba meraih hasil lebih baik," ujar juru taktik asal Korea Selatan tersebut.

Tidak mudah bagi Shin Tae-yong untuk mempersiapkan tim menuju Piala AFF 2020. Awalnya saja dia sudah harus dihadapkan kepada keputusan pertemuan virtual klub Liga 1 yang cuma diwajibkan melepas maksimal dua pemain untuk gabung dengan Skuad Garuda. Untungnya masih ada klub yang mau melepas pemain lebih dari ketentuan.

"Kita sudah dikoordinasikan maksimal dua pemain dari setiap klub. Aturan itu memang merugikan Timnas. Tapi, itu memang perlu untuk perkembangan Liga kedepannya, supaya sepakbola Indonesia lebih maju. Sama-sama mengalah demi kepentingan bersama," tutur Shin Tae-yong.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong

Photo :
  • Twitter/@PSSI

Di tengah keterbatasan itu, Shin Tae-yong mengambil risiko lebih. Mayoritas pemain yang dipanggil berusia muda. Dia menunjukkan jika mau melakukan pembenahan total guna membangun fondasi kokoh Skuad Garuda. Tak sedikit yang meragukan Indonesia bisa bicara banyak di Piala AFF 2020, apalagi hasil drawing memasukkan mereka ke Grup B.

Di dalam Grup B, Indonesia harus bersaing dengan tim yang sedang naik daun, yakni Vietnam dan Malaysia. Dua tim lain, Kamboja dan Laos masih mungkin untuk dikalahkan. Peluang Skuad Garuda untuk ada di dua besar klasemen dianggap sangat kecil. Tapi Indonesia mematahkan anggapan tersebut.

Dua kemenangan dihasilkan saat menghadapi Laos dan Kamboja. Menghadapi Vietnam, permainan bertahan Indonesia menghasilkan satu poin berkat imbang tanpa gol. Di laga penentuan, Malaysia dikalahkan dengan skor 4-1. Indonesia lolos ke semifinal dengan status juara Grup B. Mereka semakin memukau karena berhasil menyisihkan Singapura di babak semifinal dengan keunggulan agregat 5-3.

Meski pada partai final menelan kekalahan telak dari Thailand, tapi performa di Piala AFF 2020 ini telah memicu euforia luar biasa. Para pemain muda memberi sinyal positif akan potensi mereka untuk beberapa tahun ke depan. Tetap semangat, Skuad Garuda!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya