Terbongkar, Perangkat Pertandingan Umbar 'Trik Dosa' Pengaturan Skor

Ilustrasi sepakbola.
Sumber :

VIVA – Isu tak sedap kembali menerpa sepakbola Indonesia, lagi-lagi soal 'dosa' pengaturan skor. Kali ini terjadi di kompetisi Liga 2 yang melibatkan Perserang Serang.

Lagi Krusial Pengawasan Pilkada, Ketua Bawaslu OKU Selatan Malah Asyik Nonton Timnas di GBK

Ya, klub dengan julukan Singa Daru menjadi topik hangat baru-baru ini usai memecat 5 pemain dan 1 pelatih karena diduga terlibat dalam pengaturan skor di laga melawan RANS Cilegon FC. 

Perserang Serang

Photo :
  • Perserang / Instagram
20 Tim Bersaing di Grand Finale Meet the World With SKF Road to Gothia Cup 2025

Lima pemain tersebut adalah Eka Dwi Susanto, Fandy Edy, Ade Ivan Hafilah, Ivan Juliyandhi dan Aray Suhendri yang sudah dijatuhi sanksi oleh Komisi Disiplin pada Rabu 3 November 2021 yang salah satunya mendapat hukuman larangan bermain selama 5 thun.

Kasus tersebut diangkat dalam program gelar wicara di salah satu televisi swasta nasional Rabu malam WIB 3 November 2021. Dalam acara Mata Najwa, jurnalis kondang, Najwa Shihab berbincang-bincang dengan sejumlah narasumber. 

Usai Menang Lawan Arab Saudi, Simak Jadwal Timnas Indonesia Selanjutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah sosok yang terlibat dalam perangkat pertandingan. Namanya disamarkan, disebut Mr Y. 

Dia membongkar praktik haram dalam pengaturan skor. Trik-trik dosa perangkat pertandingan dilakukan sebelum hingga saat pertandingan dilakukan demi mendapat skor yang diinginkan. Itu adalah trik dengan kerjasama antar perangkat pertandingan.

"Kalau instruksi kita sudah dapat jauh sebelum pertandingan, untuk teknis di lapangan biasanya kita pakai kode. Yang jelas kita tim, tidak mungkin hanya satu orang saja yang bermain" kata Mr Y.

"Jadi ketika kita diperintah memenangkan pertandingan itu jelas ada kejadian handsball untuk tim yang harus menang, tapi waktu itu tidak diadakan penalti. Iya (sengaja tidak memberikan hukuman dan sengaja memberikan hukuman untuk tim menang)," lanjut dia.

"Dibiarkan tidak tahu padahal kita tahu. Untuk yang kompetisi tahun ini sudah 2 kali," tutupnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya