Buntut Lepas Boaz Solossa, Ada Petisi Copot Manajer Persipura
- change.org
VIVA – Keputusan manajemen Persipura Jayapura melepas Boaz Solossa dan Yustinus Pae menjadi polemik. Suporter tidak terima dengan kebijakan yang diambil itu.
Boaz dan Tinus dilepas oleh manajemen dengan alasan melakukan tindakan indisipliner. Keduanya dianggap telah melewati batas dan membuat manajemen tertekan.
Tapi kemudian pernyataan manajemen itu mendulang kritik dari suporter. Mereka merasa justru jajaran manajemen Persipura yang harus dirombak untuk membawa tim menjadi lebih baik lagi.
Mereka tidak terima jika Boaz dan Tinus, pemain senior yang kemudian dilepas dengan alasan indisipliner. Karena keduanya sudah memberi sumbangsih besar kepada tim.
Buntut dari reaksi tersebut adalah munculnya petisi melalui laman Change.org. Dibuat oleh Persipura Mania, mereka mengumpulkan tanda tangan publik untuk mendesak Bento Madubun dicopot dari jabatan manajer.
Tuntutan lainnya dari Persipura Mania adalah merombak manajemen. Salah satu yang dituntut untuk dicopot adalah Rocky Bebena yang juga ada dalam jajaran kepengurusan.
"Kami pencinta Persipura Jayapura mengajak seluruh lapisan masyarakat Papua yang benar-benar mencintai Persipura Jayapura agar bisa turut serta dalam melakukan penandatanganan petisi ini guna meminta kepada pengurus Persipura Jayapura untuk mencopot Bento Madubun dan Rocky Bebena dari jabatan dalam struktural kepengurusan Persipura Jayapura karena dianggap tidak becus dalam mengelola tim kebanggaan kita semua."
"Sangat disayangkan legenda Persipura, Kk Boaz Salosa dan Tinus Pae yang berjasa besar dalam membesarkan nama Persipura dan terutama MENGANGKAT HARGA DIRI KITA ORANG PAPUA harus dibuat kecewa dengan perlakuan semena-mena dari manajemen yang tidak becus sehingga harus melepaskan kedua legenda tersebut."
Dalam keterangan lanjutannya, Persipura Mania mengingatkan peran Boaz dan Tinus dalam tim. Di mana mereka terlibat dalam membawa tim berjuluk Mutiara Hitam meraih prestasi tertinggi di sepakbola Indonesia.
Karena itulah, mempertahankan kedua pemain jauh lebih penting. Manajemen yang akhirnya dianggap sebagai biang keladi masalah ini.