Juragan99 Ingin Tuntaskan Dualisme, Arema Indonesia Tak Dijual
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana berencana menyelesaikan persoalan dualisme dengan membeli Arema Indonesia. Juragan99 itu mengaku mendapat desakan dari Aremania untuk menyelesaikan dualisme Arema yang telah berjalan 10 tahun ini.
Istri pendiri Arema, Novi Acub Zaenal menegaskan Arema Indonesia tidak dijual. Dia bersama kedua buah hatinya berusaha menjaga semangat Lucky Acub Zaenal (Sam Ikul) dalam mempertahankan sejarah dan nama besar Arema Indonesia sekalipun saat ini terdampar di Liga 3.
"Arema Indonesia Not For Sale (tidak untuk dijual). Kami menjaga amanah almarhum (Lucky) untuk terus mempertahankan sejarah. Bersama anak-anak, manajemen, tidak akan menjual Arema kita tetap akan semangat," kata Novi, Kamis 17 Juni 2021.
Sejak dipulihkan statusnya oleh PSSI pada 2017 silam. Arema Indonesia masih berjuang di Liga 3 regional Jatim. Perlu diketahui dari 7 klub yang mendapat pemulihan status pada saat itu, hanya Persebaya Surabaya yang bermain di Liga 2. Sedangkan Arema Indonesia, Persewangi Banyuwangi, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Lampung FC, dan Persipasi Bekasi bermain di Liga 3.
"Saya tidak kenal Gilang. Meskipun tidak se kaya mereka (Arema FC). Dengan hidup kami terutama saya, Sam Ikul (Lucky) almarhum itu semangatnya hidup tidak equal rupiah. Tapi hidup itu equal martabat," ujar Novi.
Sementara salah satu suporter setia Arema Indonesia, Yez mengatakan Aremania pendukung Arema Indonesia sejalan dengan Novi. Dia menegaskan, Arema Indonesia tidak dijual dengan nilai berapapun. Aremania menganggap dualisme sebenarnya sudah selesai.
Sebab Arema FC yang tampil di Liga 1 memiliki payung hukum PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI). Sedangkan Arema Indonesia di Liga 3 memiliki payung hukum PT Arema Indonesia.
"Kita sebagai suporter Arema Indonesia menolak dan dengan tegas menyatakan bahwa Arema Indonesia tidak dijual dan tidak ada nilai tawarnya dengan nominal rupiah. Di 2011 hingga 2014 bisa dibilang manajemen sama-sama klaim PT Arema Indonesia. Tapi sejak Arema FC menyatakan diri dia PT AABBI sudah tidak ada dualisme. Dualisme terjadi jika dalam satu lembaga ada dua kepemimpinan," tutur Yez.
Sebelumnya, Gilang berencana membeli Arema Indonesia untuk menuntaskan dualisme. Tujuannya, agar Aremania kembali bersatu dan stadion kembali penuh seperti sebelum ada dua tim dengan nama sama.
"Yang saya kerjakan bagaimana persoalan dualisme selesai supaya bersatu, jalan bareng stadionnya penuh tanpa terpecah. Saya ingin membeli Arema satunya (Arema Indonesia). Ayo kita selesaikan, kita bergabung dan kita jadikan Arema Indonesia sebagai klub satelit. Pembinaan di Liga 3, untuk kami naikan pemain junior ke senior. Kita sedang berusaha membuka komunikasi bareng dengan pihak Arema Indonesia," ujar Gilang.