Asnawi Mendobrak Stigma Negatif Indonesia di Ansan Greeners

Pemain Timnas Indonesia U-22, Asnawi Mangkualam dan Osvaldo Haay rayakan gol.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc

VIVA – Gabungnya pemain muda Indonesia, Asnawi Mangkualam, ke Ansan Greeners, tak dihindari menuai pro dan kontra. Banyak yang mencibir Ansan Greeners karena merekrut Asnawi, tapi tak sedikit memuji lantaran memberi kepercayaan dan kesempatan kepadanya.

Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung Port FC, Jadi Pesaing Asnawi Mangkualam

Asnawi sadar dengan banyaknya pro dan kontra tersebut. Bahkan, Asnawi sempat diragukan oleh internal Ansan Greeners.

Sempat ada keraguan dari tim pelatih Ansan Greeners terhadapnya. Namun, rekomendasi dari pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengubah pandangan Ansan Greeners.

Asnawi Mulai Dapat Kepercayaan Pelatih Port FC, Banyak Dapat Waktu Bermain di Laga Kedua

Jadi keuntungan bagi Asnawi, tapi bisa berubah pula menjadi bumerang. Karena, Asnawi mengandalkan nama besar Tae-yong dan wajib menjaga reputasinya.

"Justru, rekomendasi itu jadi motivasi bagi saya untuk bekerja lebih keras, membuktikan kualitas. Terbebani? Tidak, dan saya harus menjawab kepercayaan ini," ujar Asnawi, Sabtu 6 Februari 2021.

Terkuak, Alasan Suwon FC Pilih Rekrut Pratama Arhan daripada Asnawi

Banyak PR yang harus dikerjakan Asnawi agar bisa beradaptasi dan mengukir kisahnya di Korea Selatan. Pertama, dia harus beradaptasi dengan cuaca dingin Korea Selatan.

Photo :
  • Instagram/@asnawi_bhr

Pun, Asnawi harus belajar bahasa lokal agar lebih memahami instruksi dari para pelatih, tentunya demi lebih dekat dengan rekan-rekan satu timnya pula.

"Soal bahasa, saya dikasih kamus Korea terlebih dulu dan dibaca saat masa karantina. Merekam kata demi kata. Saya sudah dihubungi pula oleh orang-orang Indonesia di sini. Dari mereka juga saya akan belajar bahasa lokal," kata Asnawi.

"Soal cuaca, saya belum beraktivitas di luar karena masih karantina. Tapi, saya harus bisa," lanjutnya.

Adaptasi lancar, maka Asnawi akan dihadapkan pada tantangan selanjutnya. Yakni, dia wajib menembus tim utama dan tampil konsisten dengan permainan bertenaga khasnya.

Tak mudah, karena ini bukan kompetisi yang sama dengan Indonesia. Apalagi, Asnawi harus menemukan kembali irama permainannya lantaran sudah vakum setahun berkompetisi akibat Liga 1 yang mati suri karena pandemi virus corona COVID-19.

"Saya mau mengubah stigma tentang pemain Indonesia. Di Korea atau Jepang, pemain Indonesia masih diremehkan. Semoga, saya bisa menjadi pintu pembuka bagi para pemain Indonesia berkiprah di kompetisi Asia," terang Asnawi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya