Stadion Gelora Delta Sidoarjo Tak Bisa Digunakan Tim Liga 1
- Rahmad Noto (Surabaya)/ VIVA
VIVA – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata menolak pengajuan Madura United guna menjadikan Stadion Gelora Delta Sidoarjo sebagai lokasi kandang dalam mengarungi lanjutan Liga 1 pada Oktober 2020 mendatang. Ada beberapa alasan yang mereka gunakan untuk menolak pengajuan tim berjuluk Laskar Sape Kerrab.
Dalam surat balasan kepada PT Polana Bola Madura Bersatu, dijelaskan alasan pertama Pemkab Sidoarjo menolak. Mereka merujuk kepada hasil penelitian dari tim epidemiologi Universitas Airlangga.
Baca juga: Empat Alasan Bhayangkara FC Pilih Mengungsi ke Sidoarjo
"Menurut epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, sampai dengan saat ini, secara umum wabah/pandemi COVID-19 di Kabupaten Sidoarjo belum terkendali," demikian isi surat balasan kepada Madura United.
Tim Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sidoarjo pun saat ini sedang fokus dalam pengendalian penyebaran pandemi ini. Sehingga tidak mungkin untuk memecah fokus jika ada tambahan pertandingan sepakbola.
Soal yang berikutnya adalah fokus dari aparat keamanan sekarang ini. Pada 2020, akan ada Pemilihan Kepala Daerah. Ditambah lagi mereka punya agenda pemilihan Kepala Desa serentak.
Dengan adanya penolakan kepada Madura United ini, artinya klub lain yang mengincar Stadion Gelora Delta Sidoarjo sebagai kandang, Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya harus gigit jari.
Bhayangkara FC bahkan sudah terang-terangan ingin menggunakan Gelora Delta Sidoarjo. Karena mereka terhalang aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pemprov DKI Jakarta jika ingin berkandang di Stadion PTIK.
"Pemilihan homebase Bhayangkara di Delta Sidoarjo karena Stadion PTIK tak bisa digunakan. Saat ini, di Jakarta diberlakukan PSSB ketat sehingga alternatif yang dipilih yang memungkinkan hanya Stadion Gelora Delta Sidoarjo," kata Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC, Sumardji kepada VIVA.