Pesan Penting Alfred Riedl Agar Indonesia Bisa Juara Piala AFF

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl
Sumber :
  • VIVA.co.id/Luzman Rifqi Karami

VIVA – Duka mendalam tengah menyelimuti sepakbola Indonesia. Mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl meninggal dunia pada Selasa 8 September 2020.

Lawan Bali United Ditunda, Bojan Hodak: Timnas Indonesia Sudah Bagus Kini Giliran Klub

Riedl pernah menukangi Timnas Indonesia dalam tiga periode berbeda yakni 2010-2011, 2013-2014, dan 2016-2017. Pria asal Austria ini juga sempat tercatat sebagai pelatih PSM Makassar pada 2015.

Sebagai pria yang pernah lama berada di Indonesia, Riedl tentunya tahu perkembangan sepakbola Tanah Air. Dia menjadi saksi bagaimana Indonesia selalu bernasib sial di Piala AFF.

Statistik Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Menyerang Baik, Bertahan Oke

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl

Indonesia belum pernah juara di Piala AFF. Pencapaian terbaik Skuad Merah Putih adalah lima kali menjadi runner up pada 2000, 2002, 2004, 2010 dan 2016. Pada 2010 dan 2016, Riedl yang menjadi pelatih Indonesia.

Dicari Netizen, Oscar Si Peci Merah Siap Tepati Janji Ngesot ke Madura Usai Timnas Indonesia Bekuk Arab Saudi

(Baca juga: Indonesia Belum Juara AFF karena Memang Belum Bagus)

Dalam wawancara ekslusif dengan VIVA di Hotel Aryaduta, Karawaci, Tangerang pada 2016, Rield memberikan keluh kesahnya mengenai nasib sial Indonesia di Piala AFF. Menurutnya, masih banyak yang harus diperbaiki Indonesia agar bisa menjadi juara.

"Ini berarti, Indonesia masih belum cukup bagus. Dan Indonesia juga masih kurang beruntung. Saya rasa, jika Indonesia selama 20 tahun belum pernah juara Piala AFF, itu berarti tim belum cukup bagus," kata Riedl.

"Anda masih harus memperbaiki tim yang ada. Dengan cara membuat perencanaan di masa yang akan depan. Tentunya, bakal ada saat di mana Anda naik dan turun," lanjutnya.

Rield juga sangat menyayangkan masih adanya konflik kepentingan antara Timnas dan klub setiap penyelenggaraan Piala AFF. Seperti pada 2016 lalu, dia hanya diperbolehkan membawa masing-masing dua pemain dari setiap klub karena kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) masih bergulir.

"Saat itu, klub-klub tak senang melepas pemainnya ke timnas, karena kompetisi masih bergulir. Jadi, saya harus mencari pemain yang tepat dari klub yang tepat," kata Riedl.

"Tantangan besar bagi saya untuk mendapatkan pemain. Saya mendapatkan tugas yang berat untuk mendapatkan pemain yang saya inginkan, untuk membentuk tim yang sangat bagus. Namun, saya tak ingin ada campur tangan pihak lain saat memilih pemain," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya