Jumlah Penderita Corona Makin Banyak, Bagaimana Nasib Liga 1?

Salam siku dalam duel Bhayangkara FC vs Persija.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

VIVA – PSSI berencana memulai kembali kompetisi Liga 1 2020 Oktober mendatang. Namun, ada kekhawatiran bergulirnya kompetisi bakal menjadi klaster baru penyebaran virus COVID-19.

DPR Minta PSSI Perhatikan Pemain Lokal di Daerah 3T: Mereka Punya Fisik dan Mental Kuat

Contohnya sudah terjadi di kompetisi Eropa. Sejumlah pemain top Eropa seperti Diego Costa, Kylian Mbappe, Paul Pogba, hingga Neymar sudah dinyatakan positif mengidap virus asal China tersebut.

Tentu, hal tersebut menimbulkan keresahan di sejumlah negara yang ingin memulai lagi kompetisi olahraga terutama sepakbola. Dan salah satunya adalah Indonesia.

PSSI Pers Sukses Gelar Media Cup 2024, Kemenpora dan PSSI Beri Apresiasi

Padahal, penderita COVID-19 di Indonesia sedang meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Per hari ini, sudah ada penambahan 3.046 kasus sehingga total penderitanya menjadi 200.035 kasus.

Hal itu juga menjadi perhatian dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali. Dia menjelaskan jika setiap kegiatan bakal dihadapkan dengan protokol kesehatan yang memadai demi mencegah terciptanya klaster baru.

Sejarah, Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024 Dihadiri 25 Menteri serta Lembaga Tinggi Negara

"Memang yang kami utamakan adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat. Itulah mengapa kami mendukung upaya dari cabor yang melakukan kompetisi profesional baik itu sepakbola, basket, voli, menghentikan sementara kompetisinya," ujar Menpora Zainudin Amali dalam acara Haornas 2020 Tingkatkan Kebugaran, Prestasi, dan Nilai Ekonomis Olahraga, di Wisma Kemenpora, Selasa 8 September 2020.

"Nah yang penting adalah kedisiplinan kita menjalankan protokol kesehatan. Ketua Umum PSSI juga telah berkoordinasi dengan Gugus Tugas penanganan COVID-19," lanjutnya.

Lebih lanjut, Zainudin menambahkan ada alasan kuat di balik bergulirnya kompetisi kembali. Sebab, tahun depan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2021 dan berjalannya kompetisi membuat persiapan tuan rumah menjadi semakin matang.

"Ketum PSSI menggambarkan secara umum negara tetangga sudah memulai kembali kompetisinya. Apalagi tahun depan kita menjadi tuan rumah Piala DUnia U-20," ujar Zainudin.

"Kami di kemenpora jika ada acara dinas di luar kantor, selalu mendatangkan dinas kesehatan setempat, apalagi ini kompetisi. Ketum juga bilang tanpa penonton. Di situlah saya kira kehati-hatian kita dan pemerintah serta federasi untuk memastikan pelaksanaan kompetisi ini tidak menjadi klaster baru penyebaran COVID-19," tutur dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketum PSSI, Mochamad Iriawan. Dia mengatakan jika pihaknya sudah melakukan serangkaian koordinasi dengan pihak terkait sebelum memutuskan menggulirkan kembali kompetisi.

"Jauh hari sebelum bergulirnya liga ini, kami sudah betul-betul diskusikan berkaitan masalah kemanusian terutama faktor kesehatan agar tidak menjadi masalah di liga ini," ujar pria yang akrab disapa Iwan Bule.

"Sudah ada 13 buku panduan bagi penyelenggara, pemain, kru TV, keamanan, dan lainnya, yang wajib dilakukan rapid test. Kami cukup berbahagia Satgas COVID-19 membantu kami. Kami sudah siapkan anggaran swab test Rp5 miliar lebih. Itu memang menjadi tanggung jawab federasi, jika bergulir kan nanti ada sponsor lagi," lanjutnya.

Tak lupa, Iwan Bule juga mengimbau kepada para suporter agar mematuhi aturan untuk tak datang ke stadion. Sebab, seluruh pertandingan akan disiarkan melalui layar televisi.

"Kami mengimbau untuk para suporter. Kami tidak ingin adanya penonton malah menjadi klaster baru di lapangan sepakbola karena ini juga akan disiarkan oleh TV," ucap Iwan Bule.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya