5 Klub Liga 1 yang Hobi Ganti Nama dan Homebase
- Rahmad Noto (Surabaya)/ VIVA
VIVA – Liga 1 2020 bakal kembali bergulir pada 1 Oktober 2020. Sebelumnya, kompetisi teratas di Indonesia ini harus terhenti sejak 27 Maret 2020 karena pandemi virus corona.
Sebelum menyaksikan serunya Liga 1, mungkin kita bisa membahas mengenai fenomena menarik di Indonesia. Yakni, maraknya klub yang sering berganti nama dan homebase.
Pembelian klub atau akuisisi sering terjadi di Indonesia. Imbasnya, nama dan juga homebase klub tersebut berubah total.
Di sini, VIVAbola merangkum lima klub yang sering berganti nama, khusus klub Liga 1. Di luar klub Liga 1 yang dibahas di sini, masih ada klub yang tampil di Liga 2 yakni Badak Lampung FC, Hizbul Wathan, Mitra Kukar dan Sulut United.
Langsung saja. berikut lima klub Liga 1 yang sering berganti nama dan homebase:
1. Bali United
Cikal bakal Bali United bermula pada 1989. Awalnya, klub ini bernama Putra Samarinda.
Selain Putra Samarinda, di Kota Samarinda ada lagi satu klub yakni Persisam Samarinda. Kedua klub ini memilih merger pada 2003 karena kesulitan keuangan. Mereka menggunakan nama Persisam Putra Samarinda dan bermain di Divisi I (setara Liga 2 saat ini).
Di musim 2008/09, Persisam berhasil menjuarai Divisi I yang berganti nama menjadi Divisi Utama. Mereka pun mengantongi tiket promosi ke Indonesia Super League (ISL), yang menjadi cikal bakal Liga 1.
Di akhir 2014, Persisam yang sempat kembali menggunakan nama Putra Samarinda, diambil alih pengusaha Indonesia, Pieter Tanuri. Mereka pun pindah dari Samarinda ke Bali dan mulai menggunakan nama Bali United. Secara resmi, Bali United berdiri pada 15 Februari 2015 dan bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Sejak itu, Bali United mulai menunjukkan taji di Indonesia. Serdadu Tridatu mencuri perhatian dengan menjadi runner up Liga 1 2017 dan Piala Presiden 2018. Lalu, pada 2019 Bali United sukses menjuarai Liga 1.
(Baca juga: Bali United Juara Liga 1, Jangan Lupakan Persisam Putra Samarinda)
2. Borneo FC
Tersingkirnya Putra Samarinda ke Bali tak lepas dari didirikannya Pusamania Borneo FC pada pada 7 Maret 2014. Untuk meningkatkan daya jual dan prestasi, Putra Samarinda (Pusam) berubah nama menjadi Bali United Pusam.
Awal mula Borneo FC ternyata bermula dari Perseba Super Bangkalan. PT Nahusam Pratama Indonesia yang dimiliki Nabil Husein mengucurkan Rp3 miliar untuk membeli lisensi tanding klub asal Madura tersebut di Divisi Utama Indonesia. Borneo FC berhasil promosi ke Liga Super Indonesia (kini Liga 1) usai menjuarai Divisi Utama 2014.
3. Madura United
Madura United merupakan tim yang paling sering berganti nama dan homebase. Dulunya, klub ini bernama Pelita Jaya dan didirikan pada 1986. Bermarkas di Jakarta, mereka merupakan penguasa Galatama dengan 4 kali juara. Di masa keemasannya, Pelita Jaya sempat diperkuat bintang dunia di antaranya Mario Kempes (Argentina) dan Roger Milla (Kamerun).
Setelah itu, Pelita Jaya terus mengalami pergantian nama seiring perubahan pemilik saham. Dari mulai Pelita Mastrans (Jakarta), Pelita Jakarta, Pelita Bakrie (Jakarta), Pelita Solo (Solo), Pelita Krakatau Steel (Cilegon), Pelita Jaya Purwakarta (Purwakarta), Pelita Jaya Jawa Barat (Bandung), dan Pelita Jaya Karawang (Karawang), Pelita Bandung Raya (Bandung), Persipasi Bandung Raya (Bekasi) hingga akhirnya menjadi Madura United pada 2006.
Pengalihan kepemilikan dari PBR menjadi Madura United terjadi pada 10 Januari 2016. Kesepakatan itu melibatkan pemilik lama, Ari Sutedi, dengan Achsanul dan disaksikan oleh pendiri Pelita Jaya, Nirwan Dermawan Bakrie.
4. Tira Persikabo
Pada awalnya, Tira Persikabo menggunakan nama PS TNI saat berdiri pada 2015. Saat itu, mereka berstatus klub amatir yang tampil di turnamen Piala Jenderal Sudirman.
Pada 2016, PS TNI mengakuisi Persiram Raja Ampat untuk bisa mendapatkan lisensi tampil di sepakbola profesional. Kompetisi pertama yang mereka ikuti adalah Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.
Dua tahun kemudian, PT TNI berpindah markas dari Stadion Pakansari Bogor ke Stadion Sultan Agung, Bantul. Mereka juga berganti nama menjadi PS Tira yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak bola Tentara Nasional Indonesia-Rakyat pada 19 Januari 2018.
Pada awal 2019, PS Tira merger dengan Persikabo Bogor. Mereka pun kembali berganti nama menjadi Tira Persikabo. Mereka kini bermarkas di Stadion Pakansari, Bogor.
5. Bhayangkara FC
Bhayangkara FC memiliki sejarah pergantian nama yang cukup panjang. Cikal bakal klub ini terjadi pada 2010, Vigit Waluyo dan Wishnu Wardhana, PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) mengambil alih Persikubar Kutai Barat dan mengubahnya menjadi Persebaya Surabaya agar Surabaya memiliki wakil di liga resmi PSSI.
Saat itu, dualisme Persebaya terjadi. Persebaya 1927 berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI) sedangan Persebaya versi MMIB tampil di Liga Super Indonesia (ISL).
Akibat dualisme, Persebaya versi MMIB harus berganti-ganti nama. Pada 2015 saja, mereka tiga kali berganti nama dari Persebaya United, Bonek FC hingga Surabaya United. Itu karena hak paten logo dan nama ada di tangan Persebaya 1927 bawahan PT Persebaya Indonesia.
Pada 13 April 2016, klub ini merger dengan PS Polri dan mengubah nama menjadi Bhayangkara Surabaya United. Dan terhitung sejak 8 September 2016 hingga sekarang, klub ini resmi menjadi Bhayangkara FC.
Bhayangkara FC sudah beberapa kali berganti homebase. Mereka sempat bermarkas di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Stadion Patriot Bekasi, hingga kini di Stadion PTIK, Jakarta.
Sebagai klub yang tergolong muda, Bhayangkara FC konsisten menempati papan atas. Pada 2017, mereka keluar sebagai juara Liga 1.
Baca juga:
Bali United Pinjamkan Penyerang Mudanya ke PSMS
Total Hadiah Liga 1 2020 Rp2,2 Miliar
7 Klub Indonesia yang Hobi Berpindah-pindah Kota