Menjaga Pemain Muda Indonesia
- pssi.org
VIVA – Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso berbicara mengenai bagaimana cara menjaga pemain muda di Indonesia. Salah satu yang mesti dimiliki adalah pemandu bakat.
Aji yang dalam lisensi kepelatihan pro AFC pada 2019, membuat thesis berjudul 'Can You Qualify to 2024 Olympic Games'. Pemain Indonesia kelahiran 2000 hingga 2003 sebagai subjek.Â
(Baca juga: PSSI Merampas Mimpi Anak Indonesia)
Ditambah lagi dengan dasar penampilan Timnas Indonesia U-16 yang ketika itu dilatih oleh Fakhri Husaini dan Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri memunculkan harapan baru.
"Kalau kita lihat, di usia muda kita punya prestasi seperti tim coach Fakhri dan coach Indra. Sayangnya ketika mereka sampai prestasi bagus malah tidak dipertahankan. Harusnya pemain berkualitas tetap dipantau," kata Aji kepada VIVA, Sabtu 22 Agustus 2020.
Pantauan yang dimaksud Aji biasanya menjadi tugas Departemen Teknik Federasi Sepakbola yang diisi oleh sejumlah pemandu bakat. Mereka yang bertugas mengumpulkan data para pemain muda.
"Data base harus tersedia. Dalam kompetisi satu musim berapa kali pertandingan dia main. Jumlahnya berapa menit," tutur Aji.
(Baca juga: Ramai Klub Datangkan Pemain Muda Brasil, Persib Bakal Ikutan?)
Sehingga ketika akan ada pemanggilan, para pelatih tinggal membaca data yang dia miliki. Lalu untuk memastikannya dnegan cara melihat langsung kemampuan pemain di atas lapangan.
"Timnas harus punya tim talent scouting. Selama ini coach Indra dan coach Fakhri yang turun sendiri. Seharusnya pelatih tinggal membaca data base," imbuhnya.
Perihal pengembangan pemain muda di Indonesia sedang jadi sorotan dalam beberapa hari belakangan. Sebabnya, ada kedatangan para pemain muda Brasil ke klub-klub Liga 1, Persija Jakarta, Arema FC, dan Madura United.
Persepsi publik, para pemain tersebut sengaja didatangkan untuk memperkuat Timnas Indonesia U-19 di Piala Dunia U-20 2021. Sebagai tuan rumah, PSSI mendapat tugas dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk bertanggung jawab dalam urusan prestasi.
Anggapan itu diperkuat setelah pelatih Persija, Sergio Farias dan Presiden Madura United, Achsanul Qosasi blak-balakan jika program mendatangkan pemain muda asal Brasil ini adalah milik PSSI. Walau tak berselang lama, Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri memberi bantahan.