Korban Mulai Bergelimpangan Akibat Aturan PSSI
- PSSI
VIVA – Surat keputusan dari PSSI Nomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kelanjutan Kompetisi Dalam Keadaan Luar Biasa mulai memakan korban.
Dalam surat keputusan itu, PSSI mengizinkan klub untuk melakukan negosiasi ulang kontrak pemain dan pelatih, saat Liga 1 dan 2 2020 kembali bergulir.
PSSI memberikan izin perubahan dengan kisaran 50 persen (untuk Liga 1) dan 60 persen (Liga 2) dari kesepakatan awal musim ini. Kebijakan itu mulai berlaku sebulan sebelum Liga 1 dan 2 dilanjutkan.
Keputusan ini tampaknya sangat berat bagi pelatih dan pemain. Perlahan-lahan, mereka yang tak terima memilih untuk hengkang.Â
Pelatih Arema FC, Mario Gomez contohnya. Juru taktik asal Argentina itu memilih tidak melanjutkan kontraknya di Arema karena ada beberapa kebijakan yang dianggap tidak cocok. Melalui sambungan telepon dia memutuskan untuk tidak melanjutkan melatih Dendi Santoso Cs.
"Intinya, Gomez menyampaikan bahwa dirinya berterima kasih dan menyatakan bahwa tidak bisa berlanjut dengan situasi yang ada sekarang. Situasi yang dimaksud adalah terkait kebijakan renegosiasi berdasarkan surat PSSI," kata General Manager Arema, Ruddy Widodo.
"Kami sudah berkomunikasi dengan agen Mario Gomez kami sampaikan soal renegosiasi kontrak. Jumat lalu, Gomez juga sudah keluar dari grup WhatsApp pelatih. Jadi, saya sampaikan kepada asisten bahwa mungkin latihan perdana tanpa pelatih kepala," ujar Ruddy.
Bukan cuma Gomez yang tak kuat meneruskan perjuangannya dengan Arema. Penyerang Singo Edan Jonathan Bauman dan pelatih fisik Marcos Gonzales mengikuti jejak yang sama.
Ruddy mengatakan, setelah Mario Gomez pamit mundur, pelatih fisik Marcos Gonzales telah mengembalikan kunci rumah kontrakan ke manajemen.
"Agennya Mario Gomez ini sama dengan Marcos dan Bauman. Ketiganya, mungkin tidak berlanjut, Mario Gomez, Marcos dan Bauman," ucap Rudy.
Surat Keputusan (SK) Bernomor SKEP/53/VI/2020 yang ditandatangani Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan diumumkan secara resmi pada Minggu, 28 Juni 2020.
Beragam kritik silih berganti berdatangan karena isi SK dinilai belum lengkap. Klub-klub kebingungan soal kejelasan soal hak komersial.
PSSI tak menyertakan tentang hak komersial klub dari April sampai saat ini serta penyesuaian jumlahnya belum ada, walaupun SK terbaru PSSI sudah terbit.
Baca Juga:
Sadis, Penampakan Seragam Tempur Manchester United 2020/2021
Remuk Hati Mike Tyson Mengenang Anak Tewas di Tempat Gym
Gawat, Penghancur Mike Tyson di Depan Muhammad Ali Ajak Perang Lagi