Gubernur Jatim Takut Kerusuhan di Stadion GBT Pengaruhi FIFA
- VIVAnews/Lucky Aditya
VIVA – Kerusuhan pecah di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) usai wasit meniupkan peluit tanda pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan PSS Sleman, Selasa 29 Oktober 2019 usai. Laga lanjutan Liga 1 2019 itu berakhir kekalahan 2-3 bagi tuan rumah.
Sejumlah suporter Persebaya merangsek masuk ke dalam lapangan. Mereka mengejar para pemain dan ofisial untuk menumpahkan kekecewaan karena penampilan buruk.
Persebaya sudah tidak pernah menang dalam enam pertandinga Liga 1 2019. Tim berjuluk Bajul Ijo tersebut terpuruk di urutan sembilan klasemen sementara dengan koleksi 31 angka.
Kekesalan suporter Persebaya tak cuma diarahkan kepada pemain. Mereka juga membakar papan reklame dan merusak bangku cadangan. Sejumlah fasilitas Stadion GBT pun rusak.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyayangkan kejadian tersebut. Karena Stadion GBT sudah dipersiapkan menjadi salah satu lokasi perhelatan Piala Dunia U-20 2021.
"Karena diputuskan FIFA untuk Piala Dunia U-20 tuan rumah Indonesia. Ada 10 venue yang diajukan salah satunya Stadion Gelora Bung Tomo. Waktu itu saya langsung konfirmasi pokoknya kita menyiapkan beberapa venue termasuk Stadion Kanjuruhan Malang, dan Stadion Surajaya, Lamongan supaya nanti ada beberapa opsi," kata Khofifah di Kota Batu, Rabu, 30 Oktober 2019.
Dengan kejadian ini pula, Khofifah berharap FIFA tak lantas terpengaruh memberi penilaian. Ke depan diharapkan semua elemen dalam sepakbola bisa lebih menahan diri.
"Mudah-mudahan ini tidak mempengaruhi penilaian FIFA untuk melihat Jawa Timur sebagai salah satu tempat venue Piala Dunia U-20 di tahun 2021. Kesbangpol saya minta identifikasi kerusakan stadion karena mereka ada di stadion," ujar Khofifah.