Rasa Syukur Kiper Bali United di Bulan Puasa Tahun Ini
- Pramata Yudha Karami/ VIVA
VIVA – Kiper Bali United, Nadeo Argawinata, mengaku tetap bersyukur meski Liga 1 sedang dalam masa force majeure. Sebab, kondisi ini membuatnya bisa berkumpul dan berpuasa bersama keluarganya yang tinggal di Kediri.
"Saya sekarang di rumah di Kediri. Sangat bersyukur bisa berkumpul dengan keluarga selama 1 bulan penuh selama ramadhan," kata Nadeo saat dihubungi wartawan.
Seperti diketahui, kompetisi sepak bola Indonesia sedang ditangguhkan sementara akibat pandemi virus corona COVID-19. PSSI memberlakukan force majeure hingga Juni mendatang.
Situasi ini membuat sejumlah pemain, baik lokal maupun asing, memilih pulang ke rumahnya masing-masing. Terlebih, saat ini memasuki bulan Ramadhan di mana umat muslim harus menjalankan kewajibannya untuk berpuasa.
Situasi inilah yang membuat Nadeo akhirnya memilih berkumpul dengan keluarga. Pilihan untuk pulang sekaligus bisa menjadi karantina mandiri.
Mantan kiper Borneo FC itu pun memiliki sejumlah kegiatan yang biasa dilakukan untuk menunggu berbuka atau ngabuburit juga pengusir bosan di rumah. Salah satunya dengan bersepeda.
"Saya suka bersepeda sambil menunggu berbuka. Selain itu, saya juga suka membaca buku atau menonton film," ucap Nadeo.
Meski begitu, kiper 23 tahun itu tak lantas cuma bersantai-santai di rumah. Dia tetap menjaga kebugaran tubuhnya dengan melakukan latihan ringan.
"Saya tetap latihan dengan intensitas ringan karena olahraga itu penting untuk menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat. Tak lupa ditambah minum susu dan mengonsumsi vitamin," tutur dia.
Baca juga:
Kisah Mario Balotelli yang Hampir Bergabung dengan Juventus
Incar Pochettino, Newcastle Siapkan Gaji dengan Nilai Fantastis?
Barcelona Khawatirkan Berat Badan Pemain Saat Masa Karantina?
Ada 1 Pemain yang Gagal Masuk Skuad Timnas Indonesia, Teco Kasih Suntikan Motivasi
Bali United mengirim dua pemain untuk menjalani pemusatan latihan Timnas Indonesia yang akan mentas di Piala AFF 2024 (ASEAN Championship). Tapi ada satu yang gagal.
