Liga 1 dan Liga 2 Terancam Dihapus, APPI: Jangan Lupa Tunggakan Gaji

Latihan PSPS Riau
Sumber :
  • instagram.com/pspsriau

VIVA – Liga 1 dan Liga 2 2020 terancam dihapus menyusul status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Corona di Indonesia diperpanjang oleh pemerintah. KLB virus Corona saat ini ditetapkan sampai dengan 29 Mei 2020. Akan tetapi, status itu bisa diperpanjang apabila korban yang terjangkit terus bertambah.

PSMS Medan Taklukkan Persikota 1-0, Nilmaizar: Harusnya 2 Gol, Finishing Harus Diperbaiki

Seiring dengan kemungkinan penghapusan kompetisi musim ini. Masalah baru pun muncul. Seperti yang menimpa PSPS Riau. Tim berjuluk Askar Bertuah itu masih memiliki utang kepada pemainnya. Miris, utang tersebut terjadi pada kompetisi musim 2018.

(Baca juga: PSSI Bersiap Hapus Liga 1 dan Liga 2, Nasib Tunggakan Gaji Pemain?)

Top Skorer PSMS Medan Juninho Optimis Petik Tiga Poin Lawan Persikota

PSPS berkomitmen untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Namun, niat mereka terganjal jika kompetisi musim ini dihapuskan. Sebab, PSPS berencana akan menyelesaikan utang mereka kepada pemain menggunakan uang subsidi dari hak komersial Liga 2 yang mencapai Rp1 miliar lebih.

Menanggapi hal itu, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menegaskan kepada PSPS untuk segera menyelesaikan kewajiban PSPS.

Tren Positif, PSMS Medan Siap Taklukkan Persikota Tangerang Kembali

"Jadi, kalau buat APPI, PSPS ini sebenarnya mau dari mana dananya silahkan. Yang penting putusan Badan Penyelesaian Sengketa Nasional (NDRC) wajib dijalankan. Kalau soal subsidi APPI tidak terlalu perduli. Apapun intinya adalah kewajiban klub untuk membayar gaji pemain harus ditunaikan," kata Riza Hufaida, Kuasa Hukum APPI," kepada VIVA, Senin 13 April 2020.

Riza menambahkan, APPI sebenarnya tak peduli dari mana sumber dana yang akan didistribusikan untuk membayar gaji pemain. Jika memang nantinya kompetisi dihentikan, APPI menekankan agar PSPS tidak beralasan untuk menunda lagi kewajiban mereka. Sebab, masalah PSPS ini sudah terlalu lama dan pemain pun sudah sangat mengharapkan.

"Ini kan jadi lucu kalau seperti ini kondisinya. Kalau Liga diberhentikan bagaimana? Masa pengaruh ke kewajiban PSPS ke pemain. Terus pemain lagi dong yang dirugikan kalau begitu. Makanya kami tidak peduli bagaimana cara PSPS mebayar. Kami silahkan saja. Padahal kalau dicermati putusannya NDRC sebenarnya yang penting ada komunikasi PSPS dengan pemainnya," ucapnya.

(Baca juga: Virus Corona Tak Juga Mereda, Klub-klub Liga 1 Unjuk Kegelisahan)

"Opsinya mereka wajib membayar tunai. Baru hukuman dicabut. Kalau ada kesepakatan pemain silahkan. Cuma kan pemain tidak terima karena dari 2018 masih dicicil lagi. Bahkan, kemarin mereka secara sepihak kepada pemain. Bagi kami ya silahkan saja. APPI meminta diselesaikan sekaligus," tegasnya.

PSPS sebelumnya mendapatkan hukuman larangan melakukan proses pendaftaran pemain paling lama tiga periode pendaftaran. Hukuman tersebut merupakan imbas dari tunggakan gaji pada kompetisi musim 2018. Meski masih menjalani hukuman, PSPS tetap bisa mengikuti kompetisi Liga 2 2020.

Tapi, PSSI dan PT LIB berbaik hati kepada PSPS. Beberapa waktu lalu, PSSI memberi arahan kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk mengalirkan uang hak komersial keikutsertaan di Liga 2 2020 untuk pembayaran utang kepada para pemain. Dengan surat pernyataan itulah, PSPS diperbolehkan untuk ikut berkompetisi.

Pelatih FC Bekasi City Widyantoro saat jumpa pers usai melawan Persiraja Banda Aceh. VIVA/Dani Randi

Kalah dari Persiraja, Pelatih FC Bekasi City Kecewa dengan Wasit

Pelatih FC Bekasi City Widyantoro menyesalkan kepemimpinan wasit Choiruddin saat timnya dikalahkan Persiraja Banda Aceh di pekan 10

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024